Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan dengan sosok Novia Widyasari Rahayu, yang merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya. Bahkan tagar #SAVENOVIAWIDYASARI sempat trending di sosial media twitter. Mahasiswi 23 tahun ini bunuh diri dengan meminum racun sianida di makan ayahnya Di Dusun Sugihan Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto pada 2 Desember 2021.
      Diduga kematian mahasiswi ini dikarenakan depresi yang dialaminya.
Latar belakang bunuh diri:
Di tahun 2016 atau 2017, korban pernah hampir mengalami pemerkosaan oleh seniornya di kampus, namun gagal. Dari kejadian ini, korban menjadi trauma dan takut kepada laki-laki.
Di tahun 2021, korban diperkosa oleh pacarnya yang merupakan anggota Polri yang diketahui bernama Randy, korban dibawa oleh pelaku (Randy) ke penginapan dan dipaksa untuk meminum obat tidur dan terjadilah pemerkosaan, yang membuat korban hamil. Setelah pelaku mengetahui bahwa korban hamil, pelaku meminta korban untuk menggugurkan kandungannya.
Setelah beberapa waktu, pelaku tidak kunjung mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akhirnya korban mendatangi orangtua pelaku dan menceritakan peristiwa itu, namun bukannya mendapat pertanggungjawaban justru orangtua pelaku memaki dan melontarkan kata-kata kasar serta meminta agar korban menutup aib anaknya (pelaku).
      Akhirnya korban memutuskan untuk menggugurkan janin nya, namun ternyata ia masih mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pelaku. Selain itu, korban juga mendapatkan tekanan dari keluarganya sendiri, bahkan korban diancam akan dibunuh oleh salah satu keluarganya akibat telah mempermalukan nama keluarga.
      Dari sinilah korban menjadi semakin depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum sianida.
Bagaimana dengan trauma dan depresi yang melatarbelakangi niatan bunuh diri pada korban?
Dari kasus ini, yang saya ingin bahas yaitu depresi yang melatarbelakangi korban untuk bunuh diri. Depresi bisa menyerang siapa saja, termasuk wanita. Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri. Depresi bisa dengan mudah datang saat seseorang merasa tertekan dan merasa sendiri.
Ada beberapa faktor pemicu terjadinya depresi, salah satunya mengalami peristiwa traumatis dan memiliki tekanan batin misalnya masalah keluarga atau masalah keuangan.
      Dapat diketahui bahwa faktor tersebut juga melatarbelakangi korban dalam upaya bunuh diri, korban mengalami peristiwa yang membuat ia trauma, ia beberapa kali mengalami pelecehan bahkan pemerkosaan. Juga mendapatkan tekanan dari keluarga pelaku, bahkan keluarganya sendiri mengancam akan membunuh korban. Keluarga yang seharusnya selalu ada dan selalu melindungi malah semakin membuat terpuruk. Padahal korban pemerkosaan harusnya mendapatkan penanganan ahli dan dukungan dari orang-orang terdekat, bukan malah mendapatkan tekanan sampai ancaman pembunuhan. Bisa jadi beberapa faktor ini yang menjadi alasan korban untuk mengakhiri hidupnya.
Dari Novia kita belajar untuk tidak menyepelekan masalah seseorang dan menyerah itu ada akibat rasa lelah dan hilangnya rasa aman. Dan sebagai manusia hendaknya kita harus menjadi orang yang lebih peduli dan lebih peka terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H