yang terakhir yaitu beranjak dari masalah masalah yang mengacu pada problem moral dan sosial seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran hingga kekerasan.
Penilaian pencapaian pendidikan karakter dapat didasarkan pada indikator yang ingin diraih. Sebagai contoh, indikator untuk kejujuran di suatu semester dirumuskan dengan "mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan" maka pendidik mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh.Â
Karakter karakter yang baik ini akan sangat membantu menunjang pembelajaran seorang anak. jiwa yang kuat untuk dapat meyakinkan potensi dalam diri tentu sangat penting dalam proses belajar. dengan memiliki karakter yang baik anak akan percaya diri akan kemampuannya dan tidak membanding bandingkan dengan potensi teman lainnya. tentu kepercayadirian ini penting agar anak memiliki semangat yang tinggi dan berprestasi di bidangnya.Â
Pendidikan Karakter sebagai salah satu jalan untuk mengembalikan manusia pada kesadaran moralnya harus selalu diperhatikan oleh semua pihak. Mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, media massa, masyarakat, dan pemerintah harus bahu membahu bekerjasama dalam tanggung jawab ini. Tanpa keterlibatan semua pihak, ideal-ideal dari dilaksanakannya pendidikan karakter hanya akan berakhir di tataran wacana dan gagasan. Oleh karena itu perlu program aksi secara menyeluruh dari semua komponen bangsa ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H