Mohon tunggu...
Wanda Nursyamsiyah
Wanda Nursyamsiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai hal berbau pop culture dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Cara Pandang Kelas Sosial Terhadap Nasionalisme Dalam Konteks Indonesia

17 Desember 2024   20:04 Diperbarui: 21 Desember 2024   11:40 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, "kelas menengah ke bawah sering kali mengartikulasikan nasionalisme dalam bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil, seperti kenaikan harga bahan bakar atau tarif dasar listrik. Mereka melihat nasionalisme sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak mereka dalam sistem yang kerap menguntungkan kelas atas." Pernyataan ini menggarisbawahi bagaimana kelas menengah ke bawah menggunakan wacana nasionalisme untuk menuntut kebijakan yang lebih inklusif.

Kesenjangan material yang dirasakan oleh kelas ini sering kali memunculkan rasa frustasi terhadap wacana nasionalisme yang dianggap tidak inklusif. Bagi mereka, nasionalisme yang hanya menguntungkan segelintir elit atau kelas menengah ke atas tidak mencerminkan semangat "gotong royong" yang menjadi inti identitas nasional Indonesia. Dalam hal ini, nasionalisme menjadi alat kritik terhadap ketidakadilan yang dirasakan dalam sistem sosial dan ekonomi.

Nasionalisme dalam Perspektif Kesadaran Kelas

Perbedaan cara pandang antara kelas menengah ke atas dan ke bawah terhadap nasionalisme mencerminkan dinamika kesadaran kelas di indonesia. Kelas menengah ke atas sering mengasosiasikan nasionalisme dengan modernisasi dan kemajuan ekonomi, sementara kelas menengah ke bawah melihat nasionalisme sebagai perjuangan untuk mendapatkan akases yang adil terhadap hasil pembangunan.

Sebagai contoh, proyek pembangunan Ibu Kota Negara baru (IKN) menunjukkan bagaimana kelas sosial berbeda memandang nasionalisme. Bagi kelas menengah ke atas, proyek ini adalah simbol kebangaan nasional dan modernisasi. Namun, bagi kelas menengah ke bawah, proyek tersebut dapat dianggap sebagai ancaman terhadap keberlanjutan ekonomi lokal atau akses lahan, yang menciptakan polarisasi dalam interpretasi nasionalisme.

Ambiguitas Nasionalisme dalam Konteks Modern Indonesia  

Salah satu kekuatan nasionalisme di Indonesia adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Namun, ambiguitas ini juga menjadi sumber perdebatan. Bagi kelas menengah ke atas, nasionalisme digunakan untuk memperkuat posisi mereka dalam tatanan sosial, sementara bagi kelas menengah ke bawah, nasionalisme adalah alat perjuangan melawan ketimpangan.

Bart Bonikowski mencatat bahwa nasionalisme sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti etnis, usia, dan pendidikan. Dalam konteks Indonesia, faktor-faktor ini tercermin dalam perdebatan tentang otonomi daerah, kebijakan multikulturalisme, dan isu-isu sosial lainnya. Simbol nasional seperti lagi kebangsaan dan peringatan Hari Kemerdekaan tetap menjadi pengingat penting akan identitas kolektif, tetapi interpretasinya dapat berbeda-beda di antara kelompok sosial.

***

Nasionalisme di Indonesia adalah cerminan dari kompleksitas masyarakatnya. Kelas menengah ke atas sering kali melihat nasionalisme sebagai alat untuk memperkuat stabilitas dan kemajuan ekonomi, sementara kelas menengah ke bawah mengartikulasikannya dalam konteks perjuangan untuk keadilan sosial. Perbedaan ini mencerminkan dampak kesenjangan material terhadap interpretasi nasionalisme.

Dengan fleksibilitas dan ambiguitasnya, nasionalisme di Indonesia mampu menyatukan berbagai kelompok sosial sekaligus menjadi arena perdebatan tentang makna dan tujuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun