Di sisi lain, algoritma dapat di program untuk mempertimbangkan faktor-faktor di luar aspek teknis, seperti nilai-nilai perusahaan atau dampak sosial dari keputusan mereka.
Dengan demikian, kombinasi kekuatan manusia dan Artificial Intelligence (AI) dapat menghasilkan tata kelola teknologi informasi yang lebih adaptif dan responsif.
Meskipun memiliki potensi manfaat, ada tantangan dan risiko yang perlu diatasi. Salah satunya adalah masalah keamanan dan privasi data terkait dengan penggunaan algoritma dalam administrasi teknologi informasi.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang hilangnya kontrol manusia atas sistem yang semakin ter otomatisasi, yang dapat menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Pertanyaan tentang apakah manusia atau algoritma yang lebih layak mengendalikan tata kelola teknologi informasi, tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan integrasi antara keduanya mungkin menjadi solusi terbaik dalam menghadapi kompleksitas lingkungan teknologi informasi saat ini.
Penting bagi organisasi untuk memahami peran masing-masing dan mengembangkan strategi yang seimbang untuk memanfaatkan kekuatan manusia dan Artificial Intelligence (AI) dalam mengelola teknologi informasi secara efektif dan efisien.
Dengan strategi yang tepat, pengelolaan teknologi informasi dapat menjadi salah satu aset yang paling penting bagi organisasi untuk mencapai tujuan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H