Tantangan dan Kontroversi
Tentu saja, baik dominasi oligarki maupun demokrasi digital memiliki tantangan dan kontroversi masing-masing.
Dalam dominasi oligarki, risiko terbesar adalah kurangnya representasi dan kemungkinan adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh segelintir individu.
Sebaliknya, demokrasi digital mungkin menghadapi tantangan dalam hal efektivitas pengambilan keputusan dan koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa tidak ada satu model struktur pengambilan keputusan yang sempurna dan bahwa setiap organisasi perlu menyesuaikan modelnya dengan kebutuhan dan konteksnya sendiri.
Menggagas Solusi Terbaik
Meskipun tantangan dan kontroversi ada, bukan berarti kita tidak bisa mencari solusi yang terbaik. Dalam upaya menciptakan struktur pengambilan keputusan yang ideal, penting untuk mengadopsi pendekatan yang seimbang, menggabungkan elemen-elemen dari kedua model yang telah kita bahas sebelumnya.
Ini dapat dilakukan dengan membangun sistem yang mendorong partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat sambil tetap mempertahankan kejelasan dalam hierarki pengambilan keputusan.
Dalam mengakhiri pembahasan ini, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu model tata kelola TI yang cocok untuk semua perusahaan. Setiap organisasi memiliki kebutuhan, budaya, dan tantangan unik yang harus dipertimbangkan dalam menentukan struktur pengambilan keputusan yang paling sesuai.
Namun demikian, dengan pertimbangan akan pentingnya transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas dalam mengelola teknologi informasi, semakin banyak perusahaan yang menuju ke arah demokrasi digital.
Meskipun demikian, perlu juga diakui bahwa peralihan menuju struktur yang lebih inklusif dan demokratis tidaklah mudah dan mungkin memerlukan waktu dan upaya yang signifikan.
Oleh karena itu, langkah-langkah menuju pengambilan keputusan yang lebih terbuka dan berbasis pada data harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dengan memperhatikan kebutuhan dan konteks masing-masing organisasi.