Penyuluhan kesehatan reproduksi bagi anak sekolah sangat efektif dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Usia siswa yang masuk sekolah dasar baik negeri maupun swasta biasanya 7-13 tahun. Anak-anak pada kelompok ini masih dalam tahap tumbuh kembang, sehingga masih mudah dibimbing dan dibina untuk menerapkan pola hidup sehat sehari-hari.Â
Minat seks meningkat setelah anak mulai bersekolah karena hubungan dengan teman sebaya semakin sering dan dekat, waktu sosial anak terbatas pada kelompok bermain di sekitar rumah. Ketertarikan pada seks meningkat selama tahun ajaran dan puncaknya pada transisi menuju pubertas.Agar siswa dapat menyadari hak-haknya dengan baik, maka siswa tentunya harus mendapatkan pelatihan tentang kekerasan terhadap anak (child abuse), pengertian dan batasan child abuse, dampak dari child abuse, dll.
intinya di masa yang akan datang program penanganan kekerasan terhadap anak datang ke lingkungan sekolah ini anak bisa mengobati sendiri.Â
Materi pendidikan seks yang tepat yang bisa diberikan  orang tua dan guru  anak usia dini (6-12) tahun) antara lain :Â
(1) Pendahuluan Terpisah laki-laki  dan perempuan;Â
(2) perilaku menjaga kebersihan kelamin;Â
(3) di saat masa pubertasÂ
(4)Â upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.Â
Pendidikan seks sejak dini adalah  upaya untuk meminimalkan dampak negatif yang lebih mengkhawatirkan  dimana  anak laki-laki  memiliki soft skill untuk menolak ajakan teman untuk mencoba kekerasan atau pelecehan terhadap anak perempuan.Pada saat yang sama, pendidikan seks akan menanamkan.Â
Pada anak perempuan keberanian lembut dan kepercayaan diri untuk melawan pelecehan seksual dengan berkelahi, berteriak dan kemudian lari ke orang tua mereka atau orang lain yang mereka kenal. Hal ini serupa dengan pelajaran Pendidikan Kesehatan Sosial Pribadi (PSHE) di Inggris pada tingkat Tahap Kunci 2 (setara dengan kelas -6 SD).
Pada tahap ini, siswa diajarkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman tentang:Â