Mohon tunggu...
Wanda Evelyn Lomanjaya
Wanda Evelyn Lomanjaya Mohon Tunggu... Desainer - Interior Design'17 Petra Christian University

Blessed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Seribu Tangan, Menyulap Sebuah Desa

11 Oktober 2019   12:48 Diperbarui: 11 Oktober 2019   19:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Jengger Desa Nawangan (Dokpri)

Sebuah kejutan terjadi dalam desa kami yaitu ketiga Rektor Universitas Kristen Petra Surabaya yakni Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng berkunjung untuk melihat perkembangan before after dari gerakan seribu tangan seluruh peserta yang mampu menyulap Desa Nawangan menjadi Desa yang menakjubkan. Perasaan senang dan kegembiraan terlihat dari raut wajah Beliau. Tanpa komentar dan kritik, Beliau sangat bangga atas nama Universitas Kristen Petra Surabaya.

Projek utama kami di desa nawangan
Projek utama kami di desa nawangan "warung kopi nawangan" (Dokpri)

Rektor Universitas Kristen Petra mengunjungi desa nawangan untuk melihat perubahan desa yang terjadi oleh peserta COP 2019 (Dokpri)
Rektor Universitas Kristen Petra mengunjungi desa nawangan untuk melihat perubahan desa yang terjadi oleh peserta COP 2019 (Dokpri)

Malam terakhir (6/8/19) kami megadakan culture night dimana kegiatan ini menampilan performance kami dari ketujuh negara. Kami seluruhnya menampilkan fashmob untuk memeriahkan malam terkhir tersebut. Kami mengadakan kegiatan masak antar para ibu -- ibu di Desa tersebut dengan seluruh mahasiswa asing dengan tema masakan sesuai dari negara masing -- masing yang kemudian hidangan tersebut untuk kami makan -- makan besar.

Tangisan dan raut wajah sedih mulai terpampar di wajah setiap warga dan kami semua. Tak ingin berpisah adalah kata -- kata yang sering terucap di bibir kami. Tapi 1 hal yang kami tahu bahwa ini bukanlah sebuah perpisahan. Melainkan selamat berjumpa kembali. "It's time not to say good bye, but time to say see you later guys!"

Semangat dari peserta Asia maupun Eropa tidak pudar. Dengan cuaca yang panas dan jalanan yang menanjang tidak membuat semua peserta menyerah. Melainkan, dengan adanya tantangan tersebut makin memperkuat persaudaraan dan persahabatan antar peserta Indonesia dengan peserta asing.

Dengan adanya warung kopi tersebut, kami berharap Desa Nawangan akan menjadi Desa wisata yang ramai di datangi oleh pengunjung baik wisatawan lokal maupun asing. Karena selain adanya warung kopi, desa ini terkenal dengan tempat wisata berupa bukit jengger. Dengan ini, saya menyatakan bangga dapat bergabung dalam suatu kegiatan yang mampu berbakti dengan masyarakat serta sebagai mahasiswi Universitas Kristen Petra Surabaya.

Bukit Jengger Desa Nawangan (Dokpri)
Bukit Jengger Desa Nawangan (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun