Mohon tunggu...
Wanda Azzahra P. G
Wanda Azzahra P. G Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

hallo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Kesehatan Indonesia dalam Menangani Penyakit Tuberculosis (TBC) Melalui Global Fund

12 Juni 2023   22:24 Diperbarui: 12 Juni 2023   23:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian, dana dari Global Fund dikelola oleh Community TBC-HIV Care Aisyiyah antara tahun 2009 hingga 2013. Kali ini, Aisyiyah terpilih sebagai PR dan mitra Global Fund. Terdapat 23 SR yang  terkoordinir di bawah Aisyiyah di seluruh Indonesia.

Aisyiyah kembali diberi tanggung jawab untuk menerima hibah Global Fund dari tahun 2014 hingga 2016 dan menjadi PR dalam Single Stream Funding (SSF). Kali ini, Aisyiyah beroperasi bersama PKPU, TBC Care Yarsi, dan KMP Sidobinangun di 12 provinsi dan 48 kabupaten. Kementerian Kesehatan juga menjadi PR pada periode ini dan diberi wewenang untuk mengelola lebih dari 56,5 juta USD.

Global Fund melanjutkan programnya di bawah New Funding Mechanism (NFM) dari 2016 hingga 2018. Aisyiyah menunjuk 25 provinsi sebagai SR selama periode ini yang terbagi dalam 160 kota dan/atau kabupaten. Akibatnya, lingkup kerja Aisyiyah meluas agar dapat mencakup dan membantu orang dengan HIV TBC.

Bersamaan dengan hal itu, Global Fund menciptakan mekanisme baru yang disebut Health Strengthening System (HSS), yang berfokus pada peningkatan kapasitas kesehatan daerah melalui skema Country Coordinating Mechanism (CCM) Indonesia.

Menurut WHO, penguatan kapasitas kesehatan meliputi pemberian layanan, tenaga kesehatan, informasi, produk medis, vaksin, dan teknologi, pembiayaan, serta kepemimpinan dan data kelola.

Program Global Fund kemudian berlanjut dengan New Implementation Project (NIP) dari 2018 hingga 2020. Tujuan pendanaan pada periode ini adalah mengintensifkan program dan mengefisienkan dana bagi penanggulangan TBC melalui penemuan kasus secara efektif.

Isu kesehatan membutuhkan peran besar aktor internasional seperti Global Fund di tingkat global dan beberapa lembaga seperti Aisyiyah di tingkat nasional serta lembaga di tingkat lokal sejak 2003 dalam mencegah dan menanggulangi penyakit menular seperti TBC yang juga dialami oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kemudian, Konsersium Penabulu dan STPI mengambil alih peran Aisyiyah sebagai Principal Recipient (PR) Global Fund dari tahun 2020 hingga 2023 atas permintaan Expression of Interest (EOI) yang bertujuan untuk mendorong organisasi masyarakat sipil, TBC, dan komunitas TBC/HIV agar mampu dan berdaya untuk berkontribusi secara berkesinambungan dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC di Indonesia.

Kesimpulannya, upaya mencegah dan mengobati penyakit menular seperti Tuberculosis yang dialami oleh banyak negara di dunia termasuk Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2003, sehingga diperlukan aktor internasional seperti Global Fund di tingkat global dan sejumlah lembaga seperti Aisyiyah di tingkat nasional serta lembaga di tingkat daerah yang telah memainkan peran penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun