Seorang pemimpin dinilai bagaimana dia bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan, efektifitas sebuah kebijakan dan bagaimana dampak atas kebijakan tersebut.
Sebuah keputusan lahir dari sebuah proses berpikir. Bermula dari cara pandang seseorang dalam menilai sesuatu yang kemudian berpengaruh terhadap cara berpikirnya. Cara berpikir yang dilandasi cara pandang tadi akan menjadi penentu, tepat atau tidaknya keputusan seorang pemimpin dalam mengambil kebijakan.
Kebijakan seorang pemimpin seringkali berpengaruh terhadap banyak orang dan ruang lingkup serta waktu yang lebih luas. Kesalahan dalam mengambil sebuah keputusan dalam memilih sebuah kebijakan akan berujung pada kegagalan suatu program atau bahkan kehancuran sebuah negara dan bangsa.
Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini tentu seharusnya sudah paham betul siapa sosok pemimpin panutan; yakni Rasulullah SAW. Mencari sosok pemimpin seperti Baginda Nabi Muhammad SAW di kalangan pejabat di tatanan kenegaraan ini sudah tentu menjadi barang langka. Namun jika kita perluas lagi jangkauannya, sosok pemimpin yang mendekati cara memimpin Baginda Rasulullah SAW memang ada. Memang sungguh ironis, sosok pejabat dengan sifat kepemimpin yang cakap acapkali tersingkirkan di kabinet kepresidenan negara ini.
Sosok para pemimpin yang cakap ini sudah mulai tampak di tatanan politik negeri ini, meskipun hanya sebatas tingkat provinsi atau bahkan kotamadya/kabupaten saja. Namun, Insya Allah harapan akan sosok tersebut memegang tongkat estafet kepemeritahan negeri ini masih tetap ada, bahkan semakin terang prospeknya seiring berjalannya waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H