Manusia memililki akal pikiran sebagai aktivitas fungsi otak yang terstruktur secara bervariasi dan mempengaruhi bakat seseorang.Otak adalah titik penting dari semua makhluk, pusat pengelolaan informasi, penghubung dan pemikiran, emosi, juga aksi. Selain sebagai bagian paling utama dan penting dalam tubuh kita. Otak ternyata masih paling sedikit dimengerti daripada bagian tubuh lainnya, masih menyimpan berbagai misteri yang ada dan masih tetap tidak terpecahkan sampai saat ini.Otak manusia dapat berfungsi sebagai pertahanan dengan usaha yang disebut belajar melalui perantara otak yang dimilikinya. Ada berbagai fakta mengenai otak yang sudah dibuka, tetapi tidak banyak dikenal oleh masyarakat luar, diantaranya : Otak mengkonsumsi sebagaian besar energi tubuh, otak sudah tumbuh sempurna di usia 7 tahun, otak tidak meraskana sakit, lebih dari 10% otak digunakan untuk beraktivitas, sel otak beregenerasi dan setiap otak manusia akan mengalami perkembangan secara unik.
Menurut teori otak triune,
Struktur otak manusia yang diwarnai dengan variasi yang berkaitan dengan bakat seseorang. Bakat tersebut telah dibawa seseorang sejak lahir disamping masih dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang biasa disebut dengan bakat buatan. Pemahaman terhadap keberbakatan merujuk pada kemapuan intelektual tinggi serta kreativitas yang merupakan ekspresi tertinggi keberbakatan. Di sisi lain, keberbakatan juga ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana manusia berbakat itu bernapas. Potensi alami hingga berbuah bakat berhubungan dengan kecerdasan intelektual siswa. Jadi, IQ boleh dikatakan sebagai modal awal sebuah bakat. Namun, tak selamanya siswa berbakat memiliki IQ di atas rata-rata, karena terdapat faktor emosi yang ikut berperan untuk mengembangkan bakat yang dia miliki. Untuk mengetahui keberbakatan para siswa, guru perlu menilik indikator keberbakatan. Terdapat tiga kelompok indicator keberbakatan yakni kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kreativitas yang tinggi, dan komitmen terhadap tugas yang sangat kuat. Keberbakatan memang sebuah pembawaan. Namun, hanya sedikit dari mereka yang mampu memberdayakan bakat tersebut secara optimal. Hal tersebut dikarenakan otak mereka kurang siap untuk dikembangkan dan diaktualisasi guna mencapai tingkat perkembangan potensi tetinggi sehingga hanya mampu memakai 5 % dari kemampuan yang mereka miliki. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bakat telah mengalami kelangkaan. Kelangkaan ini seharusnya menjadi sorotan utama bagi dunia pendidikan agar dapat menyediakan layanan-layanan khusus untuk mengembangkan keterbakatan sehingga akan muncul tunas-tunas bangsa yang penuh dengan segudang bakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H