Mohon tunggu...
Wana Darma
Wana Darma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka daun bawang mentah, tapi tara suka yang matang.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sam Poo Kong, Bukan Sodaranya Son Go Kong

10 Maret 2011   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari jaman pertama kali saya bisa menginginkan sesuatu selain asi, saya selalu ingin melihat Cina, bukan dari TV apalagi radio. Mungkin ini gara-gara pas jaman kecil, semenjak TV kabel di komplek saya rusak, saya selalu disuguhi film-film cina macam Bo-bo Ho, Jackie Chan, Jet Li atau Andy Lau yang kental dengan adegan keren di tanah Cina ini.

Saya ingin mancium bau dupa di Klenteng, saya ingin makan di Pecinan, saya ingin punya teman orang Cina daratan tulen, dan saya ingin mendapatkan assignment menulis/moto di tanah Cina ini. Ya, setidaknya kalau ga ke Cina-nya langsung, liat budaya Cina di Indonesia juga ga masalah, KW-KW dikit yang penting gaul! Akhirnya kesempatan bersentuhan langsung dengan salah satu kristalisasi dari budaya Cina ini dapat saya rasakan ketika saya berkunjung ke Semarang. Saya mendapatkan kesempatan langsung untuk berkunjung ke Klenteng yang amat tersohor di semarang ini, Sam Poo Kong. Walau saya, dan teman saya bangun kesiangan karena bergadang, akhirnya kami bertolak ke tempat yang namanya mirip ama kera sakti ini. Jangan sekali-kali meniru, nak! Semarang pada jam 11 sampai jam 1 siang adalah neraka dunia. Panasnya amat menusuk kulit. Selain itu juga tak healthy untuk hasil foto anda. Foto portrait anda akan terkena matahari tegak lurus yang mengakibatkan banyak bayangan yang keras di foto muka teman anda. Usahakan menuju ke tempat ini pada pagi hari, sekitar jam 7an atau sore hari, 2jam sebelum matahari tenggelam. Matahari pada jam ini sangatlah lembut, bayangan di muka teman anda juga menjadi lebih soft. Ketika di pintu masuk, anda akan melihat spanduk bertuliskan "Patung Laksamana Cheng Ho Terbesar di Asia". Wah, rasanya udah makin gatel pingin masuk ke tempat ini. Untuk masuk kita harus membayar 10rb untuk wisatawan asing, dan 3rb untuk lokal. Parkir untuk motor harganya 1000, mobil 3000, dan 15ribu untuk bis.

Sam Poo Kong menawarkan atmosfir yang sangat sarat dengan kesan Oriental. Anda akan disambut di pintu utama dengan tulisan Sam Poo Kong raksasa. Ketika anda masuk anda akan melihat banyak lampion digantung di area wisata ini. Anda juga akan melihat banyak wisatawan asing yang mengelilingi tempat ini ditemani oleh guide lokal.
Setelah masuk anda akan melihat sesuatu mirip batu nisan Cina di kiri anda yang entah apa itu sebenarnya. Setelah  melangkah lebih jauh, anda akan bertemu dengan tulisan Sam Poo Kong dengan bahasa Cina. Ini adalah spot awal yang baik untuk berfoto ria.
Masuk lagi lebih dalam, maka anda akan melihat beberapa tempat yang cukup unik. Sebuah pintu gerbang raksasa yang sering anda lihat di peperangan di film-film oriental. Ada juga sebuat tempat beratap tapi tidak berdinding yang didalamnya terdapat beberapa lilin berukuran cukup besar, mungkin setinggi dua meter, yang dinyalakan. Spot menyenangkan lainnya adalah sebuah plasa yang dikelilingi oleh patung-patung yang sepertinya adalah pahlawan Cina pada jaman dahulu. Ada patung Guan Yu juga disana. Disini juga adalah spot yang tepat untuk berfoto ria.
Seharusnya pada plasa inilah terdapat patung raksasa Cheng Ho. Tapi, ternyata saya salah baca, tulisan yang bener "Menunggu Kedatangan Patung Laksamana Cheng Ho Terbesar di Asia"... Ya semoga patungnya ga di pending terus aja kayak GWK di Bali. Setelah puas mengelilingi tempat ini, anda bisa istirahat di Pendopo. Pendopo terletak di dekat pintu masuk utama. Di dalam pendopo terdapat Penjual Oleh-oleh, Sedikit Info Sam Poo Kong, dan Jasa Foto. Istirahatlah di tepat duduk sekitar Pendopo dan nikmatilah minuman dingin ditemani angin sepoi-sepoi a la Semarang. Di penjual oleh-oleh anda bisa membeli dupa dan lilin untuk oleh oleh. Terdapat juga lilin jumbo berukuran lebih kecil dari yang dinyalakan di tempat beratapi itu. Tebak harganya! Tepat.. Harganya 12juta. Berdasarkan penjelasan diatas, setidaknya tempat ini bisa diputari diresapi dan dimaknai dengan waktu kurang dari sepuluh menit. Tapi, sebenarnya Sam Poo Kong menawarkan lebih dari itu. Ketika anda masuk melewati tiketbox pertama, anda akan langsung melihat tiket box kedua tak jauh dari tempat ini. Ini adalah tiket untuk mengunjungi Main Course dari tempat ini. Sayang, saya tidak dapat masuk ke tempat ini. Bukan karena tak mau, tapi kerena tiketnya kurang masuk diakal harganya. Untuk masuk melewati tiketbox kedua anda harus membayar 20ribu. Hampir 7x harga tiket awal.
Jika anda mempunyai uang yang berlebih, saya sarankan menikmati Main Course ini. Anda tak akan menikmati sepenuhnya kalau belum mencicipi Main Course ini. Jika anda kebetulan bertampang oriental, anda bisa memasuki areal klenteng dengan gratis! Tinggal bawa dupa dan beralasan sembhayang, maka anda telah mengantongi tiket gratis. Masih punya uang berlebih? Tujulah Jasa Foto. Dengan hanya membayar 75ribu/orang anda mendapatkan tiket masuk ke klenteng utama, anda bisa meminjam kostum Cina jaman kerajaan yang keren (beneran), fotnya juga akan dicetak oleh mereka, dan pastinya, anda bisa bernarsis ria di depan kamera!

Sebenarnya kalau dilihat, Sam Poo Kong ini belum sepenuhnya selesai dibangun. Masih ada Patung Cheng Ho, Gerbang Timur, Gedung Serba Guna, dan lainnya yang belum selesai dibangun. Peta rancangan Sam Poo Kong yang lengkap dapat anda lihat di pendopo.

Untuk harga tiket 3000, menikmati nuansa oriental untuk pertama-kalinya, buat saya sangat worth it. Tapi, yang kurang menyenangkan adalah adanya tiketbox kedua yang mengagetkan. Ekspektasi anda ketika masuk adalah 3000 untuk semuanya, tak akan ada terpikirkan oleh anda untuk membayar 20ribu lagi. Cukup annoying. Kelemahan lainnya adalah kurangnya informasi akan tempat ini. Standar untuk tempat wisata setidaknya ada leaflet, brosur, atau setidaknya kertas fotokopian hitam-putih tentang tempat ini. Informasi disini dapat anda gali dari bertanya kepada petugas. Opsi paling gampang adalah menyewa tour guide. Lack of information, cukup annoying. Tapi tempat ini layak masuk ke list destinasi anda selama di Semarang. Selain karena memang semarang memiliki sedikit tempat wisata, tempat ini merupakan tempat yang mungkin tak anda temukan di tempat lain. Worth to try.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun