- Muhamad Syaltut mendefinisikan akidah adalah suatu system kepercayaan dalam islam. Artinya, sesuatu yang harus diyakini sebelum apa-apa dan melakukan apa-apa tanpa keraguan sedikit pun dan tanpa ada unsure yang mengganggu kebersihan keyakinan. Sesuatu yang harus diyakin I sebelum pap-apa adalah keyakinan akan keberadaan allah dengan segala fungsinya. Semua itu tercakup dalam rukun iman sebagai ikrar bagi setiap muslim dan menyatakan keislamannya sejak lahir dan merupakan landasan bagi setiap muslim.[3]
Makna Tauhid
Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang penanaman akidah dengan dalil ‘Aqli( dapat diterima dengan akal ) atau Naqli ( ditegakan oleh Al-Quran dan Al-Hadits ) yang dapat menghilangkan semua keraguan. Ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan kebatilan orang-orang kafir, argumentasi-argumentasi dan kebohongan mereka, dengan ilmu tersebut jiwa menjadi tenang dan hati menjadi tentram dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid, oleh karena pokok pembahasannya mengenai keesaan Allah, Firman Allah SWT:
“Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu oleh tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta ?Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambi lpelajaran.”(Q.S Ar-Ra’d)[4]
Tauhid sebagai pengetahuan kesaksian, keyakinan, dan keimanan terhadap ke-Esaann Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, berdasarkan Al-Qur’an, ke-Esaan Allah itu meliputi iga hal, Esa zat-Nya, tidak ada tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah; Esa sifatnya, tidak ada zat lain yang memiliki satu atau lebih sifat-sifat ketuhanan yang sempurna; Esa af’al-Nya, tidak seorang pun dapat melakuakn pekerjaan yang dilakukan oleh Allah.[5]
Makna kalimat Syahadat
Masih terngiang-ngiang di telinga kita apa yang dikatakan guru agama kita di bangku sekolah dasar ketika menerangkan mengenai makna kalimat tauhid ‘laa ilaha illallah’. Guru kita akan mengajarkan bahwa kalimat ‘laa ilaha illallah’ itu bermakna ‘Tiada Tuhan selain Allah’. Namun apakah tafsiran kalimat yang mulia ini sudah benar? Sudahkah penafsiran ini sesuai dengan yang diinginkan al-Qur’an dan Al Hadits? Pertanyaan seperti ini seharusnya kita ajukan agar kita memiliki aqidah yang benar yang selaras dengan al-Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik umat ini (baca: salafush sholih).
Sebelumnya kami akan menjelaskan terlebih dahulu keutamaan kalimat ‘laa ilaha illallah’ agar kita mengetahui kedudukannya dalam agama yang hanif ini.
Keutamaan kalimat ‘laa ilaha illallah’
Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan, “Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah, pen) memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.” Lalu beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara yang beliau sebutkan:
- Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ merupakan harga surga
- Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah kebaikan yang paling utama
- Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah dzikir yang paling utama
- Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan
- Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah Kunci 8 Pintu Surga, orang yang mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukai
Inilah sebagian di antara keutamaan kalimat syahadat laa ilaha illallah dan masih banyak keutamaan yang lain. Namun, penjelasan ini bukanlah inti dari pembahasan kami kali ini. Di sini kami akan menyajikan pembahasan mengenai tafsiran laa ilaha illallah yang keliru yang telah menyebar luas di tengah-tengah kaum muslimin dan juga pemahaman kaum muslimin yang salah tentang kalimat ini.