Mohon tunggu...
Wamin
Wamin Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Sosial

Moto Hadapi, Hayati, Nikmati Narator Tim Kreatif KARTA AYU TV, Specialist copywritting, Digital Marketing, pegiat media sosial, Organisatoris. Penulis buku Suara Adzan Ayah, Penulis dapat dikunjungi melalui Facebook Wamin Apriansyah dan Instagram Wamin_apriansyah "Menulislah dengan hati, Kelak kau akan akan mengerti, berapa banyak kenangan yang kau miliki, tanpa harus mengingat semuanya sudah tercatat"

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran NUCARE - LAZISNU PBNU Dalam Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Aancaman Bencana Melalui Strategi Mitigasi Bencana

28 Januari 2025   15:27 Diperbarui: 28 Januari 2025   15:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengacam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Ketidaksiapan dalam menghadapi bencana, terutama di daerah yang bernilai ekonomi tinggi akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.Apabila melihat perkembangan bencana yang terjadi di Indonesia, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sepanjang 2024 terdapat 1.088 bencana banjir dan 135 bencana tanah longsor yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.Korban meninggal dan hilang dalam bencana banjir bandang sebanyak 248 orang sedangkan bencana tanah longsor berjumlah 233 orang.

Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap bencana tersebut sebenarnya bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang tertimpa bencana akan tetapi dibutuhkan keterlibatan semua komponen masyarakat baik melalui institusi atau lembaga maupun secara individu hal ini diperkuat dengan pendapat Hapsari & Farabi, (2019) bahwa "Pelibatan tokoh masyarakat dalam kegiatan penanggulangan bencana dapat menjadi jalan untuk memberikan pengetahuan kebencanaan yang akhirnya dapat memengaruhi sikap dan perilaku mereka saat terjadi bencana.

Salah satu organisasi yang memiliki komitmen tinggi dalam penanggulangan bencana di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) yang berperan penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan melakukan mitigasi bencana di berbagai daerah.Lazisnu, sebagai lembaga filantropi yang di bawah naungan PBNU, telah lama berperan dalam pengurangan risiko bencana dengan pendekatan yang berbasis pada ajaran Islam yang humanis dan berkeadilan.Masih ada lagi lembaga dibawah naungan NU yang secara konsisten membidangi tentang penanganan bencana alam yang terjadi yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) LPBINU adalah tempat bernaung para relawan, karena tata kelola para relawan ada di bawah naungan LPBINU. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU)

Sumber gambar : Pexels
Sumber gambar : Pexels

Lazisnu NU-Care yang memiliki perwakilan kurang lebih 30 PWNU lazisnu tingkat wilayah dan 346 cabang yang tersebar diwilayah Indonesia bahkan diluar negeri  seringkali menghadapi kendala yang cukup signifikan dalam penanggulangan atau mitigasi bencana hal ini dapat dilihat dari jumlah SDM atau Sumber Daya Manusia yang masih terbatas, khususnya untuk bagian program tanggap bencana ini masih disatukan menjadi bagian Fundreser, serta belum memiliki SOP petunjuk pelaksana dalam penangulangan bencana, lemahnya komuniaksi dan koordinasi dilingkungan internal Lazisnu pada semua tingkatan baik tingkatan wilayah atau Lazsinu PWNU maupun Lazisnu PCNU, dan juga lemahnya  kerjasama dengan pihak eksternal atau steakholders menjadi salah satu penyebab strategi mitigasi bencana yang masih lemah.

Mitigasi bencana itu sendiri termasuk bagian dari Management Menurut Soehatman, (2011:31) menjelaskan bahwa manajemen bencana melalui 3 Siklus yaitu: a) Pra Bencana, Peringatan Dini dan mitigasi,b)saat bencana terdiri dari tanggap darurat dan c) Pasca bencana yang terdiri dari rehabilitasi,rekonstruksi dan rehabilitasi.Dari sekian banyak manajemen bencana ini tentu tidak semuanya Lazisnu PBNU berperan aktip akan tetapi minimal pada bagian pra bencana dan mitigasi.Peran Lazisnu dalam hal ini adalah sebagai lembaga pengumpul dana sedangkan untuk terjun kelapangan pada wilayah bencana secara teknis bekerjasama dengan LPBINU dan juga pihak BNPB.

HASIL DAN DISKUSI ANALISIS

Konsep Mitigasi Bencana

Konsep mitigasi bencana itu sendiri secara umum adalah segala upaya yang Pengertian tersebut menjelaskan bahwa mitigasi bencana yaitu upaya penanggulan bencana agar dapat mengurangi resiko bencana.Tahap mitigasi dalam upaya penanggulangan bencana adalah cara yang murah dalam mengurangi akibat bahaya-bahaya yang dihadapi masyarakat dibandingkan dengan tindakan lainnya, seperti evakuasi, rehabilitasi dan rekonstruksi (Faturahman, 2018).Mitigasi bencana harus dilakukan secara terencana dan komprehensif melalui berbagai upaya dan pendekatan antara lain: (a) Pendekatan teknis yaitu secara teknis mitigasi bencana dilakukkan untuk mengurangi dampak suatu bencana. (b) Pendekatan manusia yaitu pendekatan secara manusia ditujukan unttuk membentuk manusia yang paham dan sadar mengenai bahaya bencana. (c) Pendekatan administratif yaitu pendekatan yang biasa dilakukan oleh pemerintah atau pimpinan organisasi dapat melakukan pendekatan administratif dalam manajemen bencana, khususnya di tahap mitigasi(d) Pendekatan kultural yaitu pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mengenai bncana.Melalui pendekatan ini, pencegahan bencana disesuaikan dengan kearifan masyarakat lokal yang telah membudaya sejak lama.

Peran Lazisnu Dalam Mitigasi Bencana

Lazisnu, sebagai lembaga filantropi yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memiliki misi untuk memberikan layanan kemanusiaan dan kesejahteraan bagi umat, salah satunya melalui kegiatan mitigasi bencana.Dalam konteks mitigasi bencana, Lazisnu PBNU menjalankan beberapa strategi penting, yaitu:

  1. Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat Salah satu bentuk mitigasi non-struktural yang dilakukan oleh Lazisnu adalah melalui pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang risiko bencana dan cara-cara untuk menghadapinya.Lazisnu bekerjasama dengan lembaga BNPB (Lembaga Nasional Penanggulangan Bencana mengadakan pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana, membentuk kelompok relawan yang siap membantu di daerah rawan bencana, serta memberikan informasi terkait langkah-langkah pertolongan pertama dan evakuasi dalam situasi darurat.Selain itu, Lazisnu juga bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menyebarluaskan informasi terkait peta risiko bencana, panduan keselamatan, serta langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti membuat struktur rumah yang aman terhadap bencana alam atau memastikan kelayakan bangunan di daerah rawan bencana.
  2. Pembangunan Infrastruktur untuk Mengurangi Risiko Bencana Lazisnu juga melakukan mitigasi bencana melalui pembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi dampak bencana.Salah satu contohnya adalah pembangunan rumah tahan gempa di daerah rawan gempa bumi seperti di Cianjur, penyediaan fasilitas evakuasi di daerah yang rawan tsunami, serta pembangunan sistem drainase di daerah yang rawan banjir. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat setempat sehingga ada transfer pengetahuan dan keterampilan dalam membangun infrastruktur yang ramah bencana.
  3. Pembentukan Jaringan Relawan dan Koordinasi dengan Pihak Lain Lazisnu PBNU memiliki jaringan jalur koordinasi dan komunikasi baik secara internal dilingkungan Lazisnu PWNU tingkat wilayah maupun Lazisnu PCNU tingkat Kabupaten Kota yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia begitu juga relawan yang tersebar di seluruh Indonesia, yang siap untuk membantu pada saat terjadi bencana. Relawan Lazisnu dilatih untuk memberikan bantuan tanggap darurat, termasuk distribusi makanan, air bersih, serta bantuan medis. Relawan ini juga terlibat dalam proses pemulihan pasca-bencana, seperti perbaikan infrastruktur yang rusak dan pemulihan psikososial bagi korban bencana.Selain itu, Lazisnu juga berkoordinasi dengan berbagai lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan pihak swasta untuk mengoptimalkan upaya mitigasi bencana. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan sinergi dalam penanggulangan bencana, baik dalam hal pendanaan, sumber daya manusia, maupun distribusi bantuan, akan tetapi dalam hal ini masih belum optimal dilakukan
  4. Pendekatan Berbasis Kemanusiaan dalam Setiap Program Semua program mitigasi bencana yang dilakukan oleh Lazisnu PBNU tidak terlepas dari prinsip dasar ajaran Islam yang menekankan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.Melalui pendekatan kemanusiaan ini, Lazisnu tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek psikososial korban bencana. Program pemulihan psikososial, seperti konseling dan terapi trauma, menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh Lazisnu, sehingga korban bencana tidak hanya pulih secara fisik, tetapi juga mental.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun