Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia, Hidup Perempuan yang melawan !! Lantang suara terdengar, teriakan dari seorang mahasiswa sedang berunjuk rasa.
      Nampak pasukan berseragam coklat, dengan atribut lengkap sedang bertugas menjaga mengamankan gedung ratu irene. Terlihat seorang remaja, naik di atas mimbar mobil komando melontarkan orasi.
Badannya bertubuh mungil, menggunakan celana jeans, rambut berantakan tidak karuan, panjang dan basah. "kami muak dengan ketidak pastian dan kesewenang -- wenangan, kami berharap ratu bisa keluar, berbicara tentang mereka yang kelaparan dan kehilangan hak atas kebijakan, keluarkan juga mereka yang dikurung didalam." Ucapnya diatas mobil dengan mengepalkan tangan bentuk perlawanan.
Sejak kedatangan, seorang ratu irene, bumi wiralodra jauh dari kata tenang. Paras menawan, senyum manis seorang ibu nampak terlihat saat irene sedang melakukan pembicaraan di depan layar kaca.
Dulunya, di negeri ini, para pejabat publik terlihat ramah dengan masyarakat kecil, segala informasi dapat diterima dengan baik, pertemuan dilakukan bersama -- sama, membicarakan tanah kelahiran dengan penuh ide, gagasan dan pemikiran.
Nuanasa demokrasi melekat, budaya gotong -- royong yang kental, menjaga keharmonisan sesama masyarakat.
Setiap pagi, dikantor penuh dengan senyum, sapa pegawai, semua terlihat ceria saat mulai mengerjakan tugasnya masing -- masing. Suasana ramah, saling menghargai, tanpa ada tekanan, itu dirasakan oleh mereka yang berjuang mencari sesuap nasi.
Sesekali saat orang yang berpakain rapi itu selesai bekerja, dia mampir kesebuah warung untuk bicara kenyamanan para penjual disana. Namanya sodikin, laki -- laki yang sudah tidak muda lagi.
Hidup dia dihabiskan mengabdi pada negeri, bekerja dibidang tata kelola ruang dan lingkung, membuat dirinya sering turun kelapangan melihat para penjual dan bangunan disamping jalan dekat kantor ia bekerja.
Sudah lebih dari 30 tahun,menjaga harmonisasi bumi wiralodra, menjaga kestabilan para pedagang. Rambut hitam dulu, sudah tidak nampak dikepala hanya sehelai rambut putih mengiasi kepala.