Mohon tunggu...
Wamin
Wamin Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Sosial

Moto Hadapi, Hayati, Nikmati Narator Tim Kreatif KARTA AYU TV, Specialist copywritting, Digital Marketing, pegiat media sosial, Organisatoris. Penulis buku Suara Adzan Ayah, Penulis dapat dikunjungi melalui Facebook Wamin Apriansyah dan Instagram Wamin_apriansyah "Menulislah dengan hati, Kelak kau akan akan mengerti, berapa banyak kenangan yang kau miliki, tanpa harus mengingat semuanya sudah tercatat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Langkah

18 Januari 2025   09:03 Diperbarui: 18 Januari 2025   02:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pexels.com

Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia, Hidup Perempuan yang melawan !! Lantang suara terdengar, teriakan dari seorang mahasiswa sedang berunjuk rasa.

            Nampak pasukan berseragam coklat, dengan atribut lengkap sedang bertugas menjaga mengamankan gedung ratu irene. Terlihat seorang remaja, naik di atas mimbar mobil komando melontarkan orasi.

Badannya bertubuh mungil, menggunakan celana jeans, rambut berantakan tidak karuan, panjang dan basah. "kami muak dengan ketidak pastian dan kesewenang -- wenangan, kami berharap ratu bisa keluar, berbicara tentang mereka yang kelaparan dan kehilangan hak atas kebijakan, keluarkan juga mereka yang dikurung didalam." Ucapnya diatas mobil dengan mengepalkan tangan bentuk perlawanan.

Sejak kedatangan, seorang ratu irene, bumi wiralodra jauh dari kata tenang. Paras menawan, senyum manis seorang ibu nampak terlihat saat irene sedang melakukan pembicaraan di depan layar kaca.

Dulunya, di negeri ini, para pejabat publik terlihat ramah dengan masyarakat kecil, segala informasi dapat diterima dengan baik, pertemuan dilakukan bersama -- sama, membicarakan tanah kelahiran dengan penuh ide, gagasan dan pemikiran.

Nuanasa demokrasi melekat, budaya gotong -- royong yang kental, menjaga keharmonisan sesama masyarakat.

Setiap pagi, dikantor penuh dengan senyum, sapa pegawai, semua terlihat ceria saat mulai mengerjakan tugasnya masing -- masing. Suasana ramah, saling menghargai, tanpa ada tekanan, itu dirasakan oleh mereka yang berjuang mencari sesuap nasi.

Sesekali saat orang yang berpakain rapi itu selesai bekerja, dia mampir kesebuah warung untuk bicara kenyamanan para penjual disana. Namanya sodikin, laki -- laki yang sudah tidak muda lagi.

Hidup dia dihabiskan mengabdi pada negeri, bekerja dibidang tata kelola ruang dan lingkung, membuat dirinya sering turun kelapangan melihat para penjual dan bangunan disamping jalan dekat kantor ia bekerja.

Sudah lebih dari 30 tahun,menjaga harmonisasi bumi wiralodra, menjaga kestabilan para pedagang. Rambut hitam dulu, sudah tidak nampak dikepala hanya sehelai rambut putih mengiasi kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun