Pada perhelatan kontestasi Pilkada Serentak Kemarin 27 November 2024. Pasangan nomor urut dua Lucky Hakim - Syaefudin mendapatkan perolehan angka fantasis di indramayu, dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di jawabarat.
Pasangan yang di ususng oleh Nasdem dan PKS dan di dukung oleh partai non parlemen, berhasil mengahlahkan lawannya yang relatif partai besar di kabupaten indramayu. Nomor Urut 1 pasangan Bambang Hermanto dan Kasan Basari di usung oleh kekuatan KIM (Koalisi Indonesia Maju) partai Golkar, dan gerindra hanya berhasil meraih suara 7%.
Nomor urut 3 notabennya seorang incumbent tidak berhasil menjaga suara. pasangan Nina Agustina dan Tabroni yang diusung oleh PDIP dan PKB hanya puas mendapatkan suara 25% sedangkan Nomor urut 02 Pasangan Lucky Hakim - Syaefudin berhasil meraih suara terbanyak dengan 67% suara.
Angka yang fantatis jika analisa dari kekuatan partai, mari kita hitung perolehan kursi di lemabaga legislatif Partai Golkar mendapatkan 14 kursi, PDIP 12 kursi, PKB 10 kursi, Gerindra 6 kursi, PKS 3 kursi, Nasdem 2 kursi, Demokrat 2 Kursi dan Perindro 1 kursi.
Kekuatan politik serta mesin partai seharusnya mampu mengalahkan pasangan Lucky Hakim - Syaefudin. Namun pilkada berbeda dengan pileg.
 Mengapa demikian, pada kontestasi pilkada masyarakat dapat menentukan sikap pilihan langsung kepada sosok bukan kepada partai. Ini menjadi alsan sendiri kenapa nomor urut 2 bisa menumbangkan kekuataan besar Parta Golkar dan PDIP.
1. Sosok Lucky Hakim
Lucky hakim merupakan mantan wakil bupati indramayu, pada pilkada 2020 Pasangan nina - lucky berhasil menjadi Bupati dan Wakil Bupati indramayu, namun sepanjang perjalanan belum genap menjabat selama 5 tahun lucky hakim mengundurkan diri dari kursi Wakil Bupati. Â Vidionya pun viral, beberapa media memberitakan tentang pengunduran Lucky Hakim.Â
Tampaknya ini menajadi sebuah starategi untuk mendapatkan simpati rakyat indramayu, karena alasan yang paling jelas pengunduran dirinya adalah "tidak mau makan gaji buta, karena wakil bupati bekerja ketika mendapatkan tugas dai bupati". sehinga berita itu viral hingga kancah nasional.