Mohon tunggu...
Wallsman Lamtota Nainggolan
Wallsman Lamtota Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Imajinasi

"Seseorang dicintai karena ia dicintai. Tak ada alasan yang dibutuhkan untuk mencintai". - Paulo Coelho, The Alchemist

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Endless Love-1 [Irnanda Agusti Simangunsong]

12 Desember 2018   11:49 Diperbarui: 12 Desember 2018   12:05 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku bingung dengan kehidupanku sekarang ini. Apa aku mampu menanggung semua permasalahan ini? Aku kecewa terhadap ayahku yang lebih memilih menikah lagi setelah hampir sepuluh tahun ibu meninggalkan kami. Kini ibu tiriku itu sedang hamil dan itu hanya akan membuat ayah semakin cuek kepadaku.

 Aku tidak tahan dengan semua ini dan dari awal ayah membawa wanita itu ke rumah ini saja sudah membuatku muak dan sakit hati. Lebih baik aku pergi saja dari rumah ini, aku tidak tahan dengan semua keadaan disini. Rasanya keberadaanku ini hanya akan menjadi perusak kebahagiaan mereka saja.

Aku bergegas meninggalkan rumah. Ketika aku melangkah keluar rumah dan hendak melangkah, aku berbalik sebentar melihat kembali tempat yang sepuluh tahun yang lalu telah berkurang kehangatannya sepeninggalan bunda. 

Sambil berjalan pelan aku pergi meninggalkan rumah, sepanjang malam ini aku harus bingung harus kemana aku melangkah. 

Aku melihat sekelilingku tampak jalanan sangat sepi karena ini sudah larut malam. Angin malam membuatku kedinginan. Aku berhenti sejenak untuk memakai jaket agar dapat memberikan sedikit kehangatan di tubuhku.         

Perjalananku tak terasa sudah hampir sampai ke tujuanku ke kota Jakarta. Di tengah malam yang dingin ini. aku bingung mau kemana arah perjalananku  ini. aku berjalan mengikuti arah kakiku melangkah tak tahu kemana.

"Mau kemana, nona?" seseorang menegurku.

Aku melihat dari sudut mataku. Seorang lelaki seumur ayahku turun dari mobilnya datang menghampiriku. Dia melihatku lalu lantas tersenyum kepadaku sejenak, aku merasa sangat tidak nyaman terhadap senyuman itu.

"Kamu sendiri saja, cantik?", ujar pria itu.

"Apa maumu?", balasku sedikit ketakutan.

"Ayolah! Aku tahu kamu pasti membutuhkan kehangatan!", katanya sambil memegang tanganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun