Mohon tunggu...
Walter Halawa
Walter Halawa Mohon Tunggu... -

Nama : walter halawa hobbi: sepakbola status: mahasiswa alamat: gunung sitoli

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Walter: 8 Tahun Gempa Nias 2005 telah Berlalu

28 Maret 2013   09:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:06 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu tepat hari senin 28 maret 2005, keseharian tetap seperti biasa tanpa ada suatu firasat tertentu.
Dulu(2005) aku masih anak sekolahan dan tengah menjalani masa persiapan menghadapi ujian tengah semester (UTS) besoknya senin, 29 maret 2005. Hingga pukul 22.30 wib , aku masih belajar serius membolak-balik mata pelajaran yang akan di uji besoknya. Dan sekitar pukul 22.50 wib aku sudah tidur nyenyak dikamar.

Tak lama berselang sekitar pukul 23.15 wib gemuruh goyangan bangunan yang sangat kuat yang diawali guncangan kecil terus langsung guncangan yang sangat dahsyat
(8,7SR) seperti tiupan angin puting beliung yang menghantam pepohonan.
Saat-saat gempa itu lampu PLN padam sehingga situasi makin panik. Aku masih belum beranjak dari tempat tidur dan hanya bisa melindungi kepala pake tangan karna dinding kamar terbuat dari beton. kalimat pertama terucap olehku adalah "tolo so'aya... Tolo soa'ya (tolong Tuhan )'' dan orang lain juga terdengar panik, histeris, menangis, teriak berseru dll.

Aku sangat bersyukur sekali, seandainya aku keluar saat-saat terjadi guncangan gempa yg berlangsung selama kurang lebih 10 menit mungkin aku di hantam 2 lemari besar yang ambruk. Setelah guncangan reda barulah keluar dari kamar dgn penuh hati-hati dan harus menggeser lebih dulu lemari yang sudah ambruk. Setelah keluar kamar aku tambah bersukacita karna papa,mama, dan abang dan keluarga yg lain selamat!

Diluar rumah telah banyak orang menangis, histeris,panik, berdoa, teriak minta pertolongan dan yang Kuasa.
Berlari di luar rumah tanpa alas kaki, tanpa membawa apa2. malam itu semua orang mengungsi di lapangan yg agak lapang tepatnya di kompleks puskesmas moi. Menghabiskan sisa malam yang mencekam yg disertai hujan gerimis berkumpul dgn keluarga, berdoa, bersalam-salam saling mengampuni dengan pikiran kosong akan hidup selanjutnya. Sampai pagi denyut jantung ini bergetar kencang.

Beberapa hari terpaksa harus tinggal dipengungsian karna rumah rusak dan rawan roboh karna masih ada gempa susulan. Baru beberapa hari kemudian sekitar seminggu setelah gempa bantuan dari luar daerah bermunculan dan itu sangat di harapkan karna kebutuhan sangat menipis.

Dan setelah gempa merebak isu bahwa pulau nias akan tenggelam. Kala itu banyak orang yg eksodus beramai ramai meninggalkan pulau nias. Tapi aku dan keluarga masih bertahan di nias karna bagi kami lahir di nias dan mati juga harus di nias.

Kini 8 tahun sudah berlalu (28 maret 2005-28 maret 2013) dan kenangan itu masih tersimpan! Dan keluargaku masih utuh.

Trimakasih Tuhan, penyertaanMu slama ini hingga sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun