Nasib Sangihe terkait erat dengan kesehatan Segitiga Terumbu Karang dan masa depan keberlanjutan global. Pilihan yang dihadapi Indonesia bukan hanya masalah lokal; ini mewakili keputusan yang lebih luas antara keuntungan ekonomi jangka pendek dan komitmen terhadap kesejahteraan jangka panjang planet ini. Seperti yang diamati oleh tetua Sangihe, Soleman Pontoh, "Jika kita berinvestasi pada cengkeh, pala, dan kelapa, kita akan hidup selamanya, tetapi jika kita berinvestasi pada emas, kita sedang menggali kuburan kita sendiri." Pilihan tegas ini menunjukan urgensi untuk memprioritaskan praktik berkelanjutan, bukan hanya untuk Sangihe, tetapi untuk seluruh Segitiga Terumbu Karang dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H