Mohon tunggu...
Walter Balansa
Walter Balansa Mohon Tunggu... Dosen - I''m a dedicated life observer and learner

I'm marine natural product chemist by training but love English and writing. As a lecturer I teach several subjects related to chemistry and natural product in addition to teaching scientific writing and English including IELTS.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penebusan dalam Politik

28 Oktober 2024   11:03 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:03 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik Indonesia selalu penuh kejutan, dan kisah Veronica Tan serta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, menghadirkan plot twist yang dramatis. Bayangkan panggung besar tempat dua aktor berbeda memainkan peran tak terduga---Veronica, yang selama ini berada di luar pentas politik, kini tiba-tiba mendapat "karpet merah" ke kursi Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam kabinet Prabowo. Sementara itu, Ahok, yang pernah menjadi tokoh utama dalam drama reformasi dan integritas, masih berada di balik tirai, tak dihiraukan oleh partainya meskipun elektabilitasnya meroket.

Ironi seperti ini membuat kita bertanya: bagaimana mungkin satu sosok tiba-tiba mendapat promosi tanpa usaha keras, sementara yang lain, yang penuh prestasi, malah tak mendapat tempat di pentas politik? Dengan Veronica yang kini diberi peran kunci dalam kabinet, apakah ini tanda babak baru bagi Ahok di panggung politik Indonesia?

Kejatuhan yang Mengejutkan dan Harapan yang Terpendam

Kisah politik Ahok bagaikan sungai yang penuh janji perubahan. Sebagai Gubernur Jakarta, ia meletakkan dasar bagi pembangunan yang lebih modern---dari revitalisasi kanal-kanal yang tersumbat hingga proyek transportasi massal seperti sistem metro dan Simpang Susun Semanggi. Tetapi semuanya berubah ketika ia dituduh melakukan penistaan agama, sebuah tuduhan yang menjadi badai politik dan menghancurkan kariernya dalam waktu singkat. Gelombang protes dan perlawanan politik akhirnya menjerumuskannya ke penjara, dan babak pertama perjalanan politiknya pun usai.

Namun, kejatuhan Ahok tidak memudarkan tekadnya. Setelah menyelesaikan hukuman, ia kembali ke publik sebagai Komisaris Utama Pertamina, salah satu perusahaan milik negara yang strategis. Dalam peran ini, Ahok bekerja untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan mengurangi korupsi, mengukir prestasi yang kembali menunjukkan kepemimpinannya. Sayangnya, meski popularitasnya tetap tinggi, partainya, PDI-P, tidak mencalonkannya sebagai gubernur dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2024. Banyak pengamat politik mengira bahwa Ahok, dengan elektabilitasnya yang kuat, akan bersaing melawan mantan rivalnya, Anies Baswedan. Namun keputusan PDI-P untuk tidak mencalonkan Ahok mengejutkan banyak pihak dan menandai babak baru dari ketidakpastian dalam perjalanan politiknya.

Kemunculan Veronica Tan dan Dinamika Baru

Twist terbaru dalam kehidupan Ahok muncul ketika mantan istrinya, Veronica Tan, diumumkan sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam kabinet Prabowo. Langkah ini mengejutkan publik dan menimbulkan spekulasi tentang dampaknya terhadap Ahok. Veronica, yang sebelumnya berada di latar belakang, kini berada di pusat kekuasaan dalam pemerintahan Prabowo, presiden yang pernah menjadi rival politik Ahok. Kehadiran Veronica dalam posisi ini bukan hanya menjadi sebuah langkah politik yang signifikan; ini juga membuka pertanyaan tentang kemungkinan terbentuknya dinamika baru dalam hidup dan karier Ahok.

Bagaimana bisa Ahok, yang dulu merupakan frontrunner politik Indonesia, kini berada di pinggiran kekuasaan, sementara Veronica Tan, sosok yang dulu lebih dikenal sebagai ibu rumah tangga yang mendukung suami, kini menduduki posisi penting dalam pemerintahan Prabowo? Dengan Veronica yang semakin menonjol dalam perannya, banyak yang mempertanyakan apakah pengaruh baru Veronica dapat membatasi langkah Ahok untuk kembali berkiprah dalam politik atau, justru, menciptakan peluang tak terduga bagi kebangkitan kariernya.

Menavigasi Politik di Bawah Bayang-Bayang Prabowo

Dengan Prabowo kini menjabat sebagai presiden dan Veronica dalam kabinetnya, lanskap politik Ahok menjadi semakin rumit. Dukungan politik Ahok di PDI-P mungkin tak lagi sekuat masa lalu, terutama dengan banyak kekuatan politik kini berpihak kepada Prabowo. Selain itu, aliansi baru yang terbentuk di bawah kepemimpinan Prabowo, yang berisikan tokoh-tokoh berpengaruh dan kekuatan politik besar, membuat peluang Ahok untuk kembali tampil di panggung politik semakin sempit.

Jika Ahok ingin kembali, ia perlu menyesuaikan strateginya di tengah lanskap politik yang semakin dinamis. Dalam kondisi ini, Ahok mungkin perlu mempertimbangkan untuk kembali berkiprah dalam peran-peran strategis di luar politik elektoral yang tak menentu, tetapi tetap memiliki dampak signifikan di mata publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun