Beruntunglah upaya-upaya budidaya kuda laut mulai bermunculan. Perairan di Provinsi Hainan China, yang merupakan lokasi ideal untuk kuda laut, telah menjadi fokus investasi kuda laut besar-besaran meskipun panen dari alam masih juga tetap menjadi andalan.
Selain manfaat kesehatan, kuda laut juga merupakan “teladan” yang baik untuk kesetiaan kepada pasangan. Bagaimana bisa? Kuda laut (dari sejumlah species yang telah diteliti) ternyata adalah penganut paham “garis keras monogami” alias kawin dan hidup dengan satu pasangan seumur hidup. Bukankah ini indah karena mereka rela melakukannya sekalipun tanpa sumpah di depan penghulu atau pendeta?
Menurut seorang peneliti kuda laut, Lindsay Aylesworth, sebenarnya kuda laut tidak mahir berenang sehingga mereka sulit mendapatkan pasangan. Jadi, supaya berhasil berketurunan, pasangan kuda laut harus tetap berpegang teguh pada janji setia “sampai kematian memisahkan kita”. Menurutnya, hanya dengan jalan ini mereka punya lebih banyak kesempatan untuk beranak dalam satu musim kawin. Dengan kata lain, “ikatan pasangan jangka panjang ini menjadikan kuda laut sebagai tim pembuat bayi yang efisien dan efektif.”
Kuda laut juga ternyata tergolong hewan romantis. Menurut Lindsay, pasangan kuda laut seperti Hippocampus histrxi saling “memberi salam” setiap pagi dengan dansa yang unik dan kadang melibatkan perubahan warna tubuh. Seringkali kuda laut berjalan berpasangan dan mereka mengaitkan ekor mereka agar tidak terpisah. Tujuan “pemberian salam” adalah untuk memastikan pasangannya masih hidup, memperkuat ikatan dan mencocokan siklus seks mereka. Disimpulkan dalam tiga kata, “perhatian kepada pasangan”
Bahkan lebih esktrim lagi, kuda laut jantan rela hamil berkali- kali untuk kelangsungan hidup jenis ikan ini, sebuah ritual seks yang dapat membolakbalikan akal sehat. Saat kawin, kuda laut betina “menyuntikan” telurnya (200-600 telur) ke dalam semacam kantung di bagian ekor kuda laut jantan dimana telur- telur itu nanti dibuahi oleh si jantan secara internal. Setelah itu, si betina yang penuh perhatian rajin ‘blusukan’ dengan si jantan, “menyalami” si jantan hamil tiap pagi, tak ubahnya kunjungan para pejabat atau politisi di masa kampanye.
Tapi berbeda dengan blusukan para pejabat atau politisi, blusukan si betina lebih sarat dengan motif “politik seks”. Ritual seks singkat ini adalah “alat/cara” si betina untuk “mematamatai” kemajuan si jantan hamil. Jika si betina mendapati si jantan telah melahirkan, ia takan akan menyia- nyiakan kesempatan ini, kembali “menghamili” si jantan kata Adam G. Jones dari universitas Texas Amerika, sebuah aktivitas seks terbalik yang menjadikan kuda laut salah satu spesies paling unik di bumi.
Dengan tingkat perceraian yang menurut berbagai media nasional sangat mencengangkan untuk kasus Indonesia (324.527 kasus tahun 2014 atau 40 perceraian per jam atau yang tertinggi di Asia Pasifik) tulis Cahyadi Takariawan, saatnya kita belajar tentang kesetiaan kepada pasangan dari kuda laut?
Tentu saja kita tidak perlu menjadi “mahir berenang” apalagi mengganti kelamin dan fungsi seks seperti kuda laut untuk menjadi pasangan yang setia dan peduli, pembaca cerdas seperti Anda pastilah paham maksud saya!
Kuda laut adalah hewan laut istimewa yang darinya kita dapat memperoleh tiga manfaat sekaligus. Kuda laut punya manfaat dan potensi medis maupun ekonomi. Bukan itu saja, di negara di mana tingkat perceraian sedang mewabah bak “Tulah di Mesir”, ikan unik ini (lewat cara hidupnya) masih sempat mengilhami kita untuk setia dan peduli kepada pasangan. ///
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H