Seperti halnya eksperimen pada oyster, Delenis dari Universitas di Ponegoro (UNDIP) menemukan bahwa mencit yang diberi makan bulu babi ternyata memiliki kadar hormon testoteron setinggi mencit yang disuntik dengan hormon testosteron.
Menurut peneliti UNDIP ini, "Stamina dan vitalitas pria dipengaruhi oleh banyaknya sperma yang diproduksi, dan hormon testosteron dapat memacu tingkat produksi sperma, sehingga hasil penelitian ini mendukung [khasiat aprodisiak] bulu babi.
Aprodisiak laut penting lainnya adalah teripang laut. Masyarakat China telah menjadikan teripang laut sebagai penambah nafsu seks selama ribuan tahun. Mereka menyebutnya "hai shen" yang kira-kira berarti "ginseng dari laut" kemungkinan karena reputasi aprodisiak teripang laut.
Teripang laut mengandung asam-asam amino, mineral seperti magnesium dan Zinc (seng). Kekurangan seng adalah salah satu penyebab utama lemahnya kemampuan seks pada pria. Pria kehilangan satu hingga tiga miligram seng setiap kali berejakulasi dan membutuhkan asupan mineral ini untuk memperbaiki performa seksual. Teripang biasanya direbus dan dikeringkan dengan nama terdengar romantis karena ke prancis-prancisan, "beche-de’mer” atau “sekop dari laut”.
Kebanyakan teripang kering diekspor dari kepulauan Pasifik ke pasar-pasar makanan laut China seperti Hong Kong dan China daratan. Tujuan-tujuan ekspor teripang laut lainnya ialah Taiwan, Korea dan Amerika Serikat.
Tentu saja ada orang yang amat pesimis terhadap khasiat aprodisiak bulu babi, teripang laut dan oyster karena mereka menganggapnya tak lebih dari sekedar placebo atau sebuah mitos.
Bagi mereka, reputasi aprodisiak teripang laut, bulu babi dan oyster tak jauh dari wilayah di sekitar selangkangan. Alasannya? Bagian bulu babi yang dimakan itu bukan cangkangnya, apalagi durinya, melainkan gonadnya yang tak lain adalah penis si bulu babi. Tengok juga bentuk teripang laut atau oyster yang sangat mirip berturut-turut dengan maaf ...“senjata pria yang siap tempur” dan “Ms. V” atau “Nona Vagina”.
"Aku tahu mereka (oyster) punya reputasi" kata Alex Colas seorang dosen dari Wildesen Green London "tetapi itu bukan alasan mengapa aku memakan oyster".“Memang ada semacam pengalaman sensual karena rasa segar dari laut, teksturnya yang licin dan amat halus. Mungkin ini yang menimbulkan khasiat aprodisiak bagi beberapa orang. Jika Anda mendapati sesuatu itu sensual, maka hal itu akan merangsang indra Anda dan biasanya ketika sesuatu terjadi, kejadian itu dapat menyulut kejadian lain" tambahnya. “Tapi akau tidak yakin aku mendapatkan reaksi [peningkatan nafsu seks] dari mereka (oyster)”.
Tetapi bukankah makanan istimewa seperti sarang burung walet juga menjadi terkenal karena sebuah legenda atau mitos?
Menurut Andrew Galarneau Editor News Food, pada abad ke-15, seorang laksamana China bernama Zheng dan anak buahnya karam dan terdampar di sebuah pulau. Ketika mereka mengais makanan di pulau itu, mereka menemukan sarang-sarang burung walet. Sang laksamana memerintahkan anak buahnya untuk membersihkan dan memasak sarang-sarang burung itu.
Beberapa hari setelah memakan sarang-sarang burung itu, mereka merasa segar bugar. Laksamana Zheng mendapatkan ide, melaporkan kejadian itu kepada raja.