Mohon tunggu...
Walkhot Silalahi
Walkhot Silalahi Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan generasi penerus bangsa

Menuangkan ide dalam bentuk cerpen juga dalam artikel dalam hal pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Kenang

19 Mei 2024   12:17 Diperbarui: 19 Mei 2024   12:20 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku Kenang 

Ku mengenal dia penulis senja

Sosok penulis penuh ceria

Wajah penuh pesona 

Kala dia duduk mengajar calon cendekia muda

Penulis senja menyapa 

Dalam ruang 212 sejuk suasana

Dalam tatanan bahasa 

Ada di-, -kan

Juga ada imbuhan dan sisipan

Ku mengernyitkan dahi saat penulis senja memaparkan materi

Pelajaran saat ku duduk dibangku sekolah dasar

Kenapa diulang disaat aku menjadi calon cendekiawan?

Dalam penulisan imbuhan harus hati-hati diletakkan

Ku kenang kembali saat ini

Dia penulis senja sudah tutup usia 

Di usia delapan satu tahun, lima bulan, 14 hari

Memang hidup dan mati merupakan misteri

Penulis senja meninggalkan coretan pena 

Coretan itu tak akan lekang 

Coretan itu terus dikenang 

Karena pertanyaan itu belum ada jawabannya

Penulis Senja itu ternama

Dicinta digemari tulisannya

Dalam rumah tangga bahagia

Kompas menyimpan, IPH sisipkan dalam data

Tidurlah dalam dekapan kasih Allah

Kuat dan teguhkan iman percaya 

generasi penerus pelukis senja

Ubah dukamu dengan sukacita karena Yesus sayang kita semua

Hening di ujung senja itu nyata

Ratap tangis itu membahana

Seolah tak percaya bahwa Yang Kuasa sayang penulis senja

Sayangmu adalah senyumnya

Tawamu merupakan kebanggaannya

Tangismu tak diimpikannya

Tuhan tuntun kami agar tetap setia 

Mengikuti jejak penulis senja

Menetapkan diri karena iman percaya 

Mengikuti Yesus penebus manusia

Ungkapan Pena Walkhot Silalahi Ku Kenang Penulis Senja  (Sir. Wilson Nadeak) dikala duduk di lantai 2 di ruang 212 kelas Bahasa Indonesia di kampus UNAI tahun 2001.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun