Mohon tunggu...
Walidatun Nabawiyah
Walidatun Nabawiyah Mohon Tunggu... Guru - sendiri

jombang jawa timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Permasalahan Pedagang Tahu di Tengah Pandemi Covid-19

9 September 2021   11:39 Diperbarui: 9 September 2021   11:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah pandemi covid 19 yang merajalela, penurunan perekonomian masyarakat juga ter bengkalai, banyak kariawan dipecat dan banyak pedagang mengalami penurunan pembeli, sampai tidak bisa kerja, yang menjadikan banyaknya pengangguran, dan banyak juga yang beralih memilih menjadi pedagang online disaat seperti ini, karena banyak sekali yang minat tanpa harus keluar rumah barang pun ada

            Di saat sepertini banyak pedagang  berlomba lomba meciptakan kreasi dan inovasi baru agar para pembeli tertarik dengan produk mereka, persaingan psar online ini semakin lama semakin banyak yang minat menggunakan pasar online ini, disamping mudah mengaksesnya pelanggan juga tidak bolak balik untuk pergi belanja, hannya cukup melalui hp memili lalu memesan dan barang akan diantar sampai dirumah, dan disisilain dimana penjual dipasar online ini tidak bisa mengembangkan poroduknya dengan hal hal yang baru maka  akan tersaingi oleh penjual yang lain maka penjual tidak akan mendapatkan pelanggan.

            Dampak dari covid ini juga melanda industri pabrik tahu yang terdapat di Dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, disini bukan hannya indusrti pabrik namun juga ada industri rumahan yang mengelolanya, tahu juga bannyak diminati dikalangan masyarakat, maka dari itu para pedagang tahu di sini berlomba lomba untuk mendapat konsumen yang banyak, dari adanya pandemi ini tak sedikit industri pabrik dan rumahan mengalami memrosotan pendapatan, dan juga mengalami kerugian, karena persaingan yang begitu banyak dan terbatasnya akses untuk menjualnya.

            Dengan adanya PPKM para pedagang yang biasanya menjual tahu diwilayah wilayah selain jombang, seperti surabaya, madura, gersik, mojokerto, dll. Mereka tidak bisa menjualnya  di daerah daerah tersebut, mereka hannya bisa menjual tahu tahu mereka didaerah jombang sendiri, banyaknya pabrik dan industiri rumahan tahu yang ahirnya membuat persaingan dagang antar tetangga, dengan terbatasnya daerah untuk menjual yang ahirnya membuat banak pabrik diliburkan, karena pendapatan penjualan tak mencapai tarjet penyesuaian. Dan ada yang sampai bangkrut sampai menutup pabriknya.

            Selain kendala dari pandemi ada juga kendala dari mahalnya bahan produksi, yaitu kedelai. Naiknya harga kedelai yang cukup tinggi membuat beberapa pabrik menyetop produksi tahu untik sementara, dan ada yang mengurangi prduksi, karena mereka tidak bisa menaikan harga jual, karena dengan deangan menaikan haerga jual maka mereka akan mengalami  penurunan konsumen, dan pemasukan mereka, dan maka dari itu banyak pabrik yang menetapkan garga jual tetapi mengecilkan barang produksi.

            Mereka tidak hannya menjual tahu putih dan tahu goreng basa, namun pabrik pabrik ini juga melakukan inovasi pada produk mereka, yaitu dengan memproses tahu dengan men jadikan tahu susu, tahu kuning, tahu bulat, tahu keju, tahu isi solet, dll. Tidak hannnya itu mereka juga mengemasi farian tahu tersebut debgan kap, Dengan ini diharapkan bisa menarik banyak konsumen dan menarik banyak pelanggan. Dan bebe rapa dari mereka juga meng online kan farian farian tahu tersebut, untuk mendapatkan ke untungan lebih banyak.

            Dampak lain dari pademi ini adalah banyaknya anak anak yang putus sekolah, dan ada juga yang terpaksa untuk kerja untuk memenui kebutuhannya untuk memnayar sekolah dan memenuhi kebutuhan sehari hari, karena perekonomian keluarga yang tidak mumpuni untuk membyar sekolah. Maka dari itu 47% orang yang berkrja di pabrik tahu adalah anak 18 tahun kebwah, dikalangan mereka adalah orang yang kurang mampu perekonomiannya.

            Adanya pabrik tahu didusun bapang ini juga mengalami dampak negatif, yaitu dengan adanya limbah tahu yang tidak diolah dengan benar,Dari sini secara garis besar juga terdapat limbah cair pabrik yakni limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang merupakan sisa suatu usaha yang telah mengandung bahan berbahaya atau beracun baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang dapat merusak atu mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk

Salah satu limbah industri rumah tangga bidang pangan yang dapat ditemukan adalah limbah pabrik tahu. Dan limbah pabrik tersebut seperti halnya limbah padat (ampas Tahu) merupakan hasil sisa perasan dari proses penggilingan kedelai. Ampas tersebut sifatnya cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera untuk ditangani. Akan tetapi limbah ampas tahu tersebut tidak menimbulkan dampak yang negatif saja, namun juga terdapat dampak positif salah satunya adalah limbah ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak sapi, kambing dan ayam. Serta dengan kekreatifan mereka limbah ampas tahu ini, dapat dimanfaatkan sebagai produk makanan meskipun masih sangat terbatas yakni menjadi tempe gembus, pendaatan dari tempe gembus ini lumayan untuk menambah pendapatan industi pabrik tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun