Negara Indonesia sangat diberkahi oleh tuhan di Sumber Daya Alamnya, banyak sekali potensi potensinya yang bisa membuat Indonesia menjadi negara maju. walaupun Indonesia mempunyai banyak sekali sumber daya alam, akan tetapi Indonesia masih belum siap untuk memproses sumber daya alam tersebut secara mandiri, oleh karena itu Indonesia membuka investasi asing untuk membantu pemerintahan Indonesia mengelola sumber daya alam tersebut
      Salah satu Sumber daya alam yang akan dibahas adalah nikel, yang Dimana Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar nomor 1 di dunia, dengan Produksi sebanyak 1,6 juta metrik ton, lalu disusul dengan filipina sebanyak 330.000 metrik ton dan terbesar ketiga ialah rusia sebanyak 220.000 metrik ton, Data ini didapatkan pada tahun 2022. Menurut laporan USGS atau badan Survei Geologi Amerika Serikat, produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada tahun 2022, yang Dimana jumlah itu meningkat sebanyak 20,88% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebanyak 2,73 juta metrik ton, dan dari data tersebut, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada tahun 2022, yang total produksinya sekitar mencapai 1,6 juta metrik ton, dan menjadi negara dengan penyumbang 48,48& dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.Â
Indonesia selain unggul sebagai produsen, Indonesia juga tercatat sebagai pemilik Cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yaitu mencapai 22 juta metrik ton atau sekitar 22 persen dari seluruh Cadangan nikel dunia, dan dibawah Indonesia ada Australia dengan Cadangan nikel sebanyak 21 juta ton dan terpaut dari Indonesia.
      Nikel di jaman sekarang sangat dibutuhkan di dunia, yang Dimana lebih dari 300.000 produk industri, militer, transportasi, penerbangan, kelautan, dan aristektur, membutuhkan nikel untuk menjadi bahan dasar. Penggunaan nikel terbesar adalah logam Paduan (alloy) yang digunakan baja tahan karat, jenis logam Paduan ini banyak sekali di gunakan di berbagai macam produk.Â
Dan pada saat ini isu climate change sedang marak maraknya, dan berbagai negara setuju untuk mengalihkan energi yang awalnya menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan seperti gas alam, minyak, batu bara dll, menjadi energi ramah lingkungan, salah satu contohnya ialah kendaraan Listrik.Â
Yang Dimana agar mengurangi dampak emisi dari transportasi dengan bahan bakar minyak, sekarang beralih ke transportasi dengan energi listrik, yang Dimana memerlukan baterai sebagai tempat energinya ditampung. Dan baterai ini sangat memperlukan nikel, dikarenakan nikel merupakan komponen penting dalam produksi baterai kendaraan Listrik yang terbukti bahwa baterai lithium kendaraan Listrik yang mengandung persentase nikel yang lebih besar memiliki kelebihan dalam menahan daya lebih banyak untuk jarak perjalanan yang lebih jauh
      Dikarenakan dunia sangat membutuhkan nikel pada beberapa tahun ini, Indonesia menggenjot produksi nikel agar dapat menambah pendapatan negara, oleh karena itu presiden joko Widodo serta Menteri coordinator bidang kemaritiman dan investasi Indonesia bapak luhut Binsar pandjaitan menemui elon musk untuk membahas masalah nikel ini.Â
yang Dimana elon musk adalah pemilik Perusahaan mobil Listrik ternama di dunia. Lalu ada kebijakan hilirasi nikel yang dilakukan Jokowi lewat perataturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia atau Permen ESDM Nomor 11 tahun 2019, aturan larangan ekspor biji ekspor  diberlakukan, agar bisa diekspor biji harus diolah terlebih dahulu menjadi logam di smelter milik Perusahaan besar.Â
Pada tahun 2022 ada 23 smelter yang sudah beroperasi di Indonesia, dan dari 23 smelter itu, 21 nya dimiliki oleh china. Ini membuat china mempunyai kendali penuh atas ekspor nikel dari Indonesia, dan ketika ramai berinvestasi di Indonesia banyak pabrik china membangun pabrik smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) yang Dimana teknologi ini lebih banyak menghasilkan nikel kelas 2 yang hanya diperuntukan untuk baja tahan karat.Â
Dan Ketika permintaan akan kendaraan Listrik meningkat, china berbondong bondong bangun pabrik smelter nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching(HPAL), dan pabrik HPAL satu satunya yang sudah beroperasi adalah milik harita group di pulau obi, Halmahera Selatan.
      Banyak sekali cerita tentang ekspansi Perusahaan china berinvestasi tambang di banyak benua, selalu diikkuti dengan masalah, termasuk isu pencemaran lingkungan, dan masalah inilah yang juga terjadi di pulau obi. Sejak mei 2019, pabrik nikel harita mendapatkan perlakuan special dengan dijadikan objek vital nasional oleh Kementerian ESDM, dan sebab itu ada pengamanan TNI/Polri.
      Dari sebuah hasil eksplorasi tim Narasi menemukan bahwa limbah dari pabrik smelter milik harita group dibuang ke laut, yang Dimana dampak dari membuang limbah adalah kerusakan ekosistem laut, telah terjadi kerusakan terumbu karang, warna air laut yang keruh dan juga ikan ikan yang berada di sekitar pulau obi telah tercemar kandungan zat zat berbahaya yang berasal dari limbah pabrik smelter, dampak ini mungkin belum terasa ke seluruh Indonesia, akan tetapi dampaknya sudah terasa langsung di pemukiman sekitar smelter tersebut, dan perlu kalian ketahui riset telah dilakukan oleh universitas khairun ternate yang disebutkan polusi logam berat di perairan obi telah mengakibatkan sel jaringan pada ikan ikan mulai rusak, dan juga perairan obi ini adalah lumbung ikan nasional, banyak ikan ikan dari perairan obi ini dikirim ke Jakarta atau ekspor ke luar negeri, dan bisa saja ikan ikan yang dikirim ke jawa telah terkontaminasi nikel, yang tentunya jika ikan tersebut dikonsumsi oleh Masyarakat akan berbahaya untuk tubuh.
      Memang produksi nikel ini telah menambah pendapatan negara Indonesia, akan tetapi apakah proses nikel ini akan konstan seperti ini yang hanya mementingkan keuntungan moneter tanpa memperdulikan lingkungan negara kita sendiri. Apakah kebijakan tersebut benar untuk dilakukan yang bisa dibilang menghijaukan negara lain tetapi merusak negara sendiri, dan jika kasus ini terus berlanjut tanpa ada kebijakan tentang pelestarian lingkungan, maka bisa saja akan terjadi kasus Minamata di indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H