Kuil Apollo terkenal dengan kalimat bijak yang tertera di kuil, yaitu: "Kenalilah dirimu, "Segala sesuatu ada takarannya", "Hindari berlebih-lebihan".
Puing-puing Kuil Dewa Apollo ini juga menyisakan konstruksi stadion kuno, dikelilingi tempat duduk dari batu.Â
Pada zaman Yunani kuno, pertandingan olahraga merupakan bagian dari ritual pemujaan  kepada dewa.
Para peziarah itu datang bukan hanya untuk memuja Dewa Apollo. Menurut mitologi Yunani kuno, kuil ini adalah tempat suci bagi Dewa Apollo, yang juga dikenal sebagai dewa peramal. Oleh karenanya Kuil Dewa Apollo juga pernah menjadi orakel, tempat meramal yang tersohor pada zamannya.
Orakel bisa berarti para pendeta yang mengucapkan ramalan-ramalan yang dipercaya sebagai petunjuk para dewata.Â
Dalam pengertian yang lebih luas, orakel juga sering diartikan sebagai tempat para pendeta mengucapkan ramalannya.
Dewa Apollo dikenal juga antara lain sebagai dewa ramalan dan dewa cahaya. Matanya dianggap dapat menembus cahaya, dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Oleh karenanya Dewa Apollo dipercaya sebagai dewa yang bisa melihat masa depan.
Meracau atau Meramal?Â
Ada perbedaan antara orakel di Kuil Dewa Apollo di Delphi dan orakel lainnya di Yunani. Perbedaannya yaitu peramal di Kuil Dewa Apollo adalah pendeta-pendeta wanita yang disebut Pythia. Di orakel lain di tempat lain di Yunani, peramal umumnya pria.
Pythia adalah sebutan untuk pendeta wanita yang juga adalah pendeta tinggi, menjabat sebagai orakel atau peramal. Â
Sebelum mengucapkan ramalannya, ada ritual yang harus dijalani oleh Pythia. Ruang tempat meramal terlebih dahulu disucikan pada hari yang disakralkan. Pythia, pendeta wanita yang akan mengucapkan ramalan, sebelumnya harus berpuasa.Â