Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Ketika Putri Tidur Terjaga dari Tidurnya

1 Juli 2021   10:05 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:23 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Resensi buku "Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan" di Kompas cetak, diresensikan oleh Prof. Dr. Gusti Asnan (Foto: Romo Dr. Baskara T. Wardaya)

Ada peristiwa historis jauh sebelumnya yang membuat perjuangan itu menjadi terstruktur, teratur dan secara sistemastis berjalan menuju ke satu tujuan, yaitu kemerdekaan. Ini berkat pengorganisasian yang lebih baik, tidak lagi berdiri sendiri-sendiri secara eksklusif dengan identitas lokal, melainkan dengan identitas nasional.

Setelah lahirnya organisasi Budi Utomo (1908) yang didirikan Dr. Sutomo atas gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo, kemudian muncul tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya. Di antaranya Douwes Dekker dari Indische Partij, HOS Tjokroaminoto dari Sarekat Islam dan beberapa nama lain. Di awal kemunculan tokoh-tokoh senior ini, saat itu Sukarno dan Hatta masih kanak-kanak.

Barulah pada awal tahun 1920-an, Sukarno dan Hatta mulai tampil di panggung politik sebagai pemuda dengan pikiran dan konsep yang matang. Sukarno adalah salah satu pendiri PNI.

Dan Hatta juga pada tahun 1920-an juga mulai memimpin Perhimpunan Indonesia saat studi di Belanda. Setelah kembali ke Indonesia pada awal 1930-an, Hatta memimpin Pendidikan Nasional Indonesia, yang kemudian disebut PNI Baru.

Tak dapat disangkal, perjuangan Sukarno dan Hatta tak dapat dilepaskan dari tokoh pendahulu, termasuk para tokoh pendiri Budi Utomo, tokoh Indische Partij, para tokoh senior di Sarekat Islam, dan para tokoh dari organisasi lainnya. 

Ketika proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno dan Hatta, di dalam kumandang proklamasi itu juga ada roh, jiwa dan cita-cita tokoh-tokoh pendahulu dari berbagai organisasi pergerakan nasional. Para tokoh pendahulu ini baik secara langsung maupun tak langsung telah menjadi inspirator bagi tokoh-tokoh muda seperti Sukarno dan Hatta.

Umumnya para tokoh pergerakan nasional, baik tokoh yang tua maupun yang lebih muda mempunyai jaringan yang membuat mereka saling mengenal dan saling terhubung satu sama lain meskipun berbeda organisasi.

Meskipun Sukarno muda berada di Jawa dan Hatta muda di Belanda, tapi keduanya saling mengenal dan menjalin kontak rahasia (untuk menghindari mata-mata Belanda), meskipun belum pernah bertemu satu sama lain.

3. Organisasi Pergerakan Nasional Melahirkan Komitmen Persatuan Indonesia

Pada mulanya kelahiran organisasi pergerakan Budi Utomo dimotori oleh kaum priyayi Jawa. Pada awalnya daerah-daerah di Hindia Belanda masih berdiri dengan identitas lokal masing-masing. Namun dengan cepat timbul kesadaran bahwa identitas lokal meskipun tidak perlu sama sekali dihilangkan, namun semuanya mesti dipersatukan ke dalam identitas nasional. Hanya melalui persatuan, perjuangan dapat terkonsolidasikan.

Organisasi pergerakan nasional yang dipimpin oleh Sukarno dan organisasi yang dipimpin Hatta, baru lahir pada awal tahun 1920-an. Ada kesepakatan antara para pemimpin organisasi ketika itu untuk menggalang persatuan demi memperkuat perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun