Bersama putri dari Bung Hatta, Halida Hatta, saya sempat menjadi pembicara saat diundang untuk mempresentasikan buku saya, "Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan" (2015), dalam acara memperingati hari ulang tahun ke-113 Bung Hatta di Perpustakaan Bung Hatta di Bukittinggi.
Pentingnya Mempelajari Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional
Meskipun berkisah tentang proklamator, saya merasa perlu juga menguraikan lahirnya berbagai organisasi pergerakan nasional di buku saya, "Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan".
Saya melihat pentingnya memahami sejarah lahirnya organisasi pergerakan nasional, agar dapat memahami proklamasi kemerdekaan secara utuh, oleh karena point-point berikut ini:
1. Mengenal Akar Historis Indonesia
Sukarno mengeluarkan keputusan pada 20 Mei 1948 untuk menetapkan hari lahirnya Budi Utomo sebagai hari kebangkitan nasional.
Hari kebangkitan Nasional merupakan akar dari lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tanpa mengenal akar historis Indonesia, orang bisa menjadi ahistoris. Sikap ahistoris antara lain tidak punya kepedulian terhadap sejarah, perkembangan sejarah atau tradisi. (Wikipedia).
Bahaya dari sikap ahistoris adalah orang bisa dengan mudah terus mengulang kesalahan yang sama, yang terjadi di masa lalu.
Karena ketidaktahuan tentang masa lalu, orang sulit memahami peristiwa masa kini secara komprehensif. Padahal situasi politik, ekonomi, sosial, budaya yang terjadi pada masa kini, akarnya sudah ada pada sejarah masa lalu. Kegagalan memahami masa lalu dan masa kini, membawa akibat pada kegagalan membangun perencanaan yang tepat untuk masa depan.
2. Proklamasi Kemerdekaan adalah Kelanjutan dari Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional
Rasanya semua orang paham bahwa kemerdekaan Indonesia tidak ujug-ujug terjadi begitu saja. Tapi tidak semua orang merasa perlu untuk melihat peristiwa awal yang mendahului kemerdekaan itu. Padahal terwujudnya kemerdekaan Indonesia merupakan kelanjutan dari rangkaian peristiwa sebelumnya, di antaranya lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan.Â