Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jejak Peradaban Primitif di Belanda

29 Mei 2021   17:06 Diperbarui: 30 Mei 2021   03:12 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Suasana di desa museum, desa Orvelte di Belanda | Dokumentasi pribadi

Membayangkan Belanda ketika penduduknya sebagian besar masih bertani? Rumahnya beratap jerami dan dindingnya terbuat dari kayu. Ketika itu belum ada bantuan mesin dan teknologi. (Video di akhir tulisan, suasana desa Orvelte).

Belanda versi primitif, kesan ini bisa didapatkan kalau mengunjungi desa Orvelte di provinsi Drenthe Belanda. Desa Orvelte ini ditetapkan oleh pemerintah Belanda sebagai desa yang dilindungi.

Penduduknya sedikit kira-kira 245 jiwa. Ini adalah contoh dari desa pertanian tua di Belanda dalam bentuk yang masih primitif. Primitif yang dimaksudkan di sini adalah ketika masyarakat belum mengenal teknologi modern seperti sekarang.

Diperkirakan desa ini mulai ada sejak abad ke-11 atau abad ke-13. Setidaknya desa ini pertama kali disebut dalam akte tahun 1362. 

Isinya menyebutkan, uskup Utrecht menerima pesan bahwa Theodericus Rottinge dari "Oervelde" telah memberikan sumbangan kepada gereja Westerbork.

Foto: Informasi tentang desa Orvelte, bisa dibaca pengunjung saat memasuki desa ini | Dokumentasi pribadi
Foto: Informasi tentang desa Orvelte, bisa dibaca pengunjung saat memasuki desa ini | Dokumentasi pribadi
Ketika belum ada mesin dan teknologi modern, berabad-abad lampau, manusia masih menggantungkan hidup dari alam dan bercocok-tanam. Maka yang sering dilakukan adalah berpindah-pindah mencari lahan subur.

Di tempat di mana ada petani menetap, merupakan pertanda bahwa lahan yang didiami itu adalah lahan subur. Mulai tahun 1612, mulai ada 13 petani di desa Orvelte yang mengolah desa ini menjadi lahan pertanian. Sejak itu, penduduk yang mendiami desa Orvelte semakin bertambah.

Ketika perkembangan industri dan teknologi semakin maju, desa-desa pertanian tua perlahan-lahan menghilang. Kebutuhan hidup yang semakin mengejar kenyamanan, ikut mengubah cara berbisnis di bidang pertanian. Sehingga sekarang yang ada di Belanda dan Eropa umumnya adalah perusahaan pertanian berskala besar.

Foto: Suasana di desa museum, desa Orvelte di Belanda | Dokumentasi pribadi
Foto: Suasana di desa museum, desa Orvelte di Belanda | Dokumentasi pribadi
Sementara itu, ada kebutuhan untuk mengenal sejarah masa lampau. Bagaimana kehidupan petani pada masa lampau? 

Dari banyak sumber, kita bisa membaca bahwa peradaban manusia dimulai ketika manusia mulai mengenal pertanian.

Dengan mempelajari bagaimana kehidupan petani pada masa lampau berarti juga mempelajari sejarah jejak peradaban manusia.

Apa Keistimewaan Desa Orvelte?

Untuk melestarikan sejarah peradaban masa lampau itu, maka desa Orvelte ini ditetapkan oleh pemerintah Belanda sebagai desa museum sejak 1967. Dan karena berstatus sebagai desa museum, desa Orvelte disebut juga sebagai desa monumental. Desa ini dianggap sebagai monumen untuk mengenang kehidupan masa lalu orang Belanda, khususnya kehidupan petaninya.

Di desa Orvelte tampak rumah-rumah primitif beratap jerami, berdinding kayu, tidak dihuni dan fungsinya hanya sebagai museum. 

Foto: Salah satu contoh rumah petani pada abad lampau di desa Orvelte, Belanda | Dokumentasi pribadi
Foto: Salah satu contoh rumah petani pada abad lampau di desa Orvelte, Belanda | Dokumentasi pribadi
Sebagai desa yang dilindungi, desa Orvelte dilestarikan sebagai model desa pertanian tua yang sekarang semakin terkikis oleh modernisasi.

Keistimewaan dari desa Orvelte hingga ditetapkan sebagai desa monumental karena ada 8 pertanian di desa ini yang sejak awal abad ke-19 masih berdiri dan sebagian besar masih dalam kondisi aslinya.

Di desa Orvelte, pengunjung tidak hanya bisa melihat rumah-rumah petani Belanda pada abad lampau ketika belum mengenal teknologi. 

Selain itu, pengunjung juga bisa membeli jajanan jadul yang sudah jarang didapatkan di supermarket di Belanda.

Foto: Kue jadul ala Belanda, kue kniepertjes | Dokumentasi pribadi
Foto: Kue jadul ala Belanda, kue kniepertjes | Dokumentasi pribadi
Jajanan jadul yang saya beli di desa Orvelte ini misalnya kue kniepertjes. Teksturnya mengingatkan saya pada kue semprong di Indonesia, yaitu kue kering tipis, bentuknya bisa digulung, juga bisa dilipat. Terbuat dari campuran tepung, mentega, telur. Beraroma wangi dari vanila dan kayu manis. Jenis kue ini belum pernah saya jumpai sebelumnya di tempat lain di Belanda.

Untuk memasuki desa ini, pengunjung dari luar desa tidak diperbolehkan berkendara. Pengunjung harus berjalan kaki atau bersepeda untuk meihat-lihat desa museum ini. Terlihat ada mobil yang lalu-lalang, tapi ini adalah mobil petani, atau mobil penduduk yang tinggal di daerah ini.

Foto: Perlengkapan yang digunakan petani madu di desa Orvelte. Di sebelah kiri tampak digantung jas dan masker pelindung | Dokumentasi pribadi
Foto: Perlengkapan yang digunakan petani madu di desa Orvelte. Di sebelah kiri tampak digantung jas dan masker pelindung | Dokumentasi pribadi
Saya sempat melihat ruangan yang memperlihatkan peralatan kerja petani madu. Ruangan ini sepi, nyaris tak ada pengunjung. 

Karyawan di ruangan itu mengatakan bahwa sejak corona pengunjung corona menurun drastis. Sebelum wabah corona, Orvelte mencatat ribuan pengunjung setiap tahun.

Meskipun pengunjung hanya boleh melihat-lihat desa ini dengan berjalan kaki, tapi ini tidak akan melelahkan karena desanya kecil saja. Selain itu pemandangan di sekitarnya hijau, asri dan indah serta banyak objek yang menarik mata.

Foto: Pengunjung dari luar desa hanya boleh mengelilingi desa museum dengan berjalan kaki atau bersepeda | Dokumentasi pribadi
Foto: Pengunjung dari luar desa hanya boleh mengelilingi desa museum dengan berjalan kaki atau bersepeda | Dokumentasi pribadi
Pada masa sebelum corona, desa Orvelte ini banyak dikunjungi karena banyak kegiatan dan atraksi yang bisa dilihat oleh pengunjung. Misalnya bagaimana pandai besi atau tukang kayu bekerja atau bagaimana cara membuat klompen (sandal kayu) khas Belanda. Sayang sekali semua kegiatan ini ditiadakan setelah wabah corona.

Di desa ini tidak ada supermarket dan mall, hanya ada toko kecil yang menjual bahan kebutuhan sehari-hari. Juga ada café yang menyediakan minuman dan makanan bagi pengunjung, dan ada satu toko pakaian.

Foto: Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari di desa Orvelte | Dokumentasi pribadi
Foto: Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari di desa Orvelte | Dokumentasi pribadi
Pada video di bawah ini, bisa dilihat sedikit suasana di desa Orvelte. Dan seperti biasa, pada setiap video jalan-jalan saya, selalu diakhiri dengan berbagi resep masakan. Masaknya kali ini, fu yung hai, simak saja videonya.

Semua video yang menyertai beberapa tulisan saya, dibuat tidak untuk maksud-maksud komersil. Hanya untuk mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, sosial dan budaya. ***

(Penulis: Walentina Waluyanti)

Sumber:

Orvelte

Het Drentse boerenleven van vroeger in Orvelte

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun