Lagu: Ade Irma Suryani
Akan kuingat selalu
Ade Irma Suryani
waktu dipeluk dipangku ibu
dengan segala kasih
kini dia terbaring di pangkuan Tuhan
senang dan bahagia hatinya
kini dia terbaring di pangkuan Tuhan
senang dan bahagia hatinya
Di fajar Ade terjaga
dari mimpi terbangun
tampak olehnya sinar Illahi
turun bersama embun
Akan kuingat selalu
Ade Irma Suryani
waktu dipeluk dipangku ibu
dengan segala kasih
kini dia terlena tertidur terbaring
nyenyak di pelukan Tuhannya
kini dia terlena tertidur terbaring
nyenyak di pelukan Tuhannya
Lagu yang berirama pelan dan syahdu ini mengingatkan orang tentang kisah seorang putri kecil yang tertembak oleh Pasukan Cakrabirawa yang sebetulnya hendak membunuh ayahnya. Sang ayah, Jenderal Nasution selamat, namun putri bungsunya, Ade Irma Suryani akhirnya 6 hari setelah penembakan, meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta.Â
Jenderal Nasution sendiri sebagai ayahnya, melukiskan hatinya yang terpukul atas kehilangan putri kecilnya ini dengan kalimat, "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu." Kalimat ini ia sematkan di nisan Ade Irma Suryani.
Ya, dengan menyebut Ade Irma sebagai perisai dirinya, Nasution dengan tepat menggambarkan ironi ini. Seorang putri cilik, lemah tak berdaya telah menjadi perisai bagi ayah yang sebelumnya pernah berjaya dengan "power" kemiliterannya.
Ya! Ade Irma Suryani telah menjadi satu-satunya ikon cilik di tengah-tengah para pelakon politik dengan tragedi politik yang begitu rumit! *** (Penulis: Walentina Waluyanti)
Â