Mohon tunggu...
agus walliet
agus walliet Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku laki laki sederhana

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Turnamen dan Kompetisi, Apa Bedanya?

10 Februari 2019   12:27 Diperbarui: 12 Februari 2019   10:42 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kemdikbud.go.id

Salam Olahraga 

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang terdapat secara umum di 5 pulau besar yang terbentang dari Barat sampai ke Timur. 

Jika kita bertanya tentang talenta putra putri bangsa kita,  maka penulis akan menjawab, kita memiliki ribuan bibit bertalenta dari  berbagai cabang olahraga yang belum terasah dan terbina secara sistem oriented dan berkesinambungan yang terintegrasi dalam suatu wadah yang resmi yang dibentuk secara permanen.

Setelah memilih,  akhirnya penulis fokus pada masalah kompetisi dan turnamen catur di Indonesia khususnya di tingkat junior. 

Penulis telah berdiskusi dengan banyak pelatih catur,  orang tua,  pemerhati dan yang suka dengan cabor ini. 

Sayangnya,  pada suatu ajang diskusi,  alangkah terkejutnya penulis ketika pada suatu komentar,  terdapat pertanyaan atau kalimat yang penulis rangkum sebagai berikut :

1. Apa gunanya O2SN bagi pecatur junior? 

2. Banyak turnamen catur tingkat pelajar,  buat apa ngotot harus ada O2SN? 

3. Juara O2SN kan tidak mampu bersaing di luar,  lalu guna O2SN itu apa? 

Sebelum penulis menjawab ketiga pertanyaan itu,  disini penulis coba untuk menjelaskan beda kompetisi dan turnamen. 

Kompetisi adalah alat untuk mendapatkan atlit yang berkualitas dan berprestasi dan juga sebagai  ujicoba dari hasil pelatihan dan pembinaan di masing masing daerah.  Tanpa kompetisi tidak akan pernah muncul atlit berprestasi.  Karena atlit membutuhkan minimal lebih kurang 63 pertandingan resmi dalam 1 tahun. 

Turnamen adalah suatu kegiatan yang hanya mencari seorang juara,  setelah turnamen berakhir,  maka selesai sudah acara tersebut. 

Bagaimana bisa membuktikan bahwa kompetisi bisa menciptakan juara yang kuat? 

Untuk menjawab ini,  maka penulis mencoba menggunakan data yang didapatkan dari sahabat yang berdomisili di Jawa Timur. 

Berikut data data nya:

1. IM Farid Firmansyah (Bekasi Jawa Barat) 

Juara 1 U-15 open pada 3rd World School Chess Championship (WSCC)  2007 Yunani

2. CM.  Aston Taminsyah (DKI Jakarta) 

Juara 1 U-8  open 1st WSCC 2005 Yunani

Juara 1 U-9  open 2nd WSCC  2006 Yunani 

3. FM Masruri Rahman (Jawa Barat) 

Juara 1 U-13  open 5th WSCC  2009 Yunani 

4. IM.  Novendra Priasmono (DKI Jakarta) 

Juara 1 U-15  open 10th WSCC 2014 Brazil

5. WGM.  Medina Warda Aulia (DKI Jakarta) 

Juara 1 U-11 Girls 4th WSCC 2008 Singapore 

Juara 1 U-17 Girls 10th WSCC 2014 Brazil

6. WFM Afifa Ayyun Faruq (Blitar,  JATIM) 

Juara 1 U-15 Girls 10th WSCC 2014 Brazil

7. WCM Theodora Paulina Walukow (DKI Jakarta) 

Juara 1 U-11 Girls 10th WSCC 2014 Brazil 

Dari data tersebut di atas,  maka bisa kita lihat bahwa memang benar,  di dunia saja,  terdapat kompetisi resmi dan reguler tingkat pelajar  di kalender mereka setiap tahunnya,  kita bisa membacanya dari frase "school"..

Lalu kenapa di Negeri kaya seperti Negeri kita ini justru tidak didukung? 

Coba tanya lagi,  kenapa? 

Salam

Agus Walliet 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun