Â
Rasanya kok jadi ada yang hilang kalo gak nulis di kanal bola kompasiana ya?
Maka dari itu, untuk mengisi kembali dan menandakan "Agus Walliet is back", hari ini tulisan ringan tentang semua yang salah itu MENPORA, akan dihadirkan disini dalam bentuk "terbalik makna"
Untuk menulis ini, gak perlulah pake referensi dari sumber apapun, tapi yang diperlukan hanya daya ingat dari membaca komentar orang orang baik di media online, kompasiana ataupun warung kopi, yang mana saat ngobrol boleh ongkang ongkang kaki..:)
Terkait dengan tata kelola sepakbola Indonesia, maka semua yang sudah dijalankan ataupun yang belum, pastilah menjadi sorotan atau perhatian massa. Hal ini bisa jadi karena harapan yang terlalu besar dari masyarakat bola pada pretasi yang tidak kunjung ada.
Nah karena sakin besarnya harapan itu, maka apa yang "salah" di tim yang menpora bentuk, maka dengan cepat, sebagian orang akan mengeluarkan pendapat baik itu pendapat pribadi ataupun golongan (hehe mungkin saja ada yang mewakili golongan, siapa tahu?).
Berikut kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh Pemerintah cq Menpora dalam tata kelola sepakbola yang lebih baik, yang dirangkum oleh penulis:
1. Kalo cuma tikus yang berbuat sesuatu buruk, kenapa lumbungnya dibakar juga, inilah salahnya MENPORA
2. Kami butuh kompetisi, karena pemerintah tidak memberi izin keramaian untuk sepakbola, kami perlu makan pak MENPORA
3. Pemain dari klub sepakbola yang mencuri umur, yang salah ya MENPORA
4. Didorong sebanyak banyaknya turnamen agar ada "nafkah" untuk pemain dan klub, masih MENPORA yang salah
5. Persebaya abal abal sudah diketahui ternyata palsu, masih juga salah MENPORA
6. 20 Tahun lebih Sepakbola Indonesia tidak berprestasi, yang salah ya MENPORA
7. Delegasi FIFA datang ke Indonesia untuk bicara tentang "kisruh sepakbola", yang disalahkan MENPORA
8. Wasit kena tinju dilapangan oleh pemain, salah siapa? ya salah MENPORA
9. Pembinaan usia dini mandek, masih tetap salah MENPORA
10. Dan banyak kesalahan keslahan lain yang ditimpakan kepada MENPORA sekarang
Sepakbola Indonesia mau dibawa kemana ya oleh MENPORA?
Padahal baru saja lebih kurang 6 bulan, itu waktu yang masih sebentar jika dibandingkan yang berbilang puluhan tahun (20 tahun kan berarti puluhan ya). Kok, yang sudah terbukti tidak berprestasi malah gak dikritik ya?
Hasil nyata sudah sedikit demi sedikit terlihat kok (jika kita mau memberi pandangan positif ya)
Apa contohnya?
Contohnya, setiap klub kini mulai berpikir untuk mulai "agak" lebih profesional,.. bisa saja dikedepannya, klub akan punya NPWP dan akan mau bayar pajak.; Turnamen dikemas sedemiikian rupa oleh swasta dengan transparansi yang lebih bisa diketahui umum. Perbandingannya: Juara Pila Presiden dapat hadiahnya lebih banyak dripada ikut kompetisi yang "terbesar dan Terjeger" di dunia ..:); Supporter lebih bersikap dewasa terkait sanksi yang diberikan promotor turnamen, dan lain lain.
Akhirnya, memang sih rambut boleh sama hitamnya, namun hati dan pikiran orang, siapa yang tau?
Â
Salam
Author
Â
Agus Walliet
ilustrasi : heavy-stuff.com
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H