Sekolah di luar negeri khususnya di benua eropa, Jepang dan USA adalah magnet tersendiri bagi para mahasiswa Indonesia. Hal ini diperkuat dengan anggapan umum bahwa lulusan luar negeri lebih memiliki masa depan lebih cerah dalam menerjuni pasar kerja. Bagi yang berminat melanjutkan jenjang S2 dan S3 di luar, dalam tulisan kali ini penulis memaparkan cara mendapatkan beasiswa luar negeri baik program S2 dan S3.
Sebelum melangkah, sebaiknya informasi harus dipersiapkan semaksimal mungkin. Ada dua tipe beasiswa luar negeri. Pertama, tipe beasiswa yang sifatnya kerja sama antara pemerintah Indonesia dan luar negeri yang biasanya diperuntukan untuk pegawai-pegawai di perguruan tinggi negeri atau instansi pemerintahan di Indonesia. Ciri-ciri dari beasiswa ini biasanya mengharuskan pelamar harus bekerja selama dua tahun, pegawai negeri atau CPNS dan harus kembali ke Indonesia setelah masa studi selesei. Masalah rumit yang harus dihadapi dalam tipe pertama ini hanyalah masalah birokrasi, bila anda masih muda dan bukan pegawai negeri ataupun CPNS, walaupun anda sudah memenuhi persyaratan akademik, kecil kemungkinan untuk mendapatkan beasiswa ini. Pesaing dari tipe beasiswa ini tidaklah terlalu sulit karena anda hanya akan bersaing dengan orang Indonesia sendiri.
Tipe Kedua, Beasiswa yang sifatnya tidak ada kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Dalam beasiswa ini anda tidak diharuskan kembali ke tanah air setelah menyeleseikan studi S2 ataupun S3, birokrasi tidak terlalu sulit karena anda tidak berhubungan dengan pihak pemerintah Indonesia, hanya saingan untuk mendapatkannya cukup ketat karena anda harus bersaing dengan para mahasiswa dari belahan bumi manapun yang umumnya dari Cina dan India. Di sini faktor akademis anda menentukan terutama faktor bahasa karena mahasiswa Cina dan India umumnya memiliki prestasi akademik dan kemampuan berbahasa yang di atas rata-rata mahasiswa di dunia.
Dari pemaparan di atas, tentunya anda sudah siap bagaimana membuat strategi lolos beasiswa ini. Ada dua faktor yang menentukan, pertama seberapa banyak peluru yang sudah anda punya untuk beasiswa ini, kedua faktor personal, kasarnya mentalitas.
Peluru yang harus kita persiapkan sebelum melamar adalah sebagai berikut:
1. Bagi yang berminat beasiswa tipe pertama
1.a Siapkan IELTS min 6.0 atau TOEFL 550
1.b Siapkan rekomendari dari atasan minimal 2
1.c Minta surat kepada atasan anda bahwa anda telah bekerja selama dua tahun
1.d CV+transcript+ijazah S1 IPK > 3.00
Bila peluru anda sudah siap, anda bisa menyampaikan ke beasiswa:
1. NESSO (Belanda)
2. MONBUSHO, JASSO, INPEX, dll (Jepang)
3. DAAD (Jerman)
4. Fullbright (USA)
5. DIKTI
6. Beasiswa korea
7. Beasiswa Turki
8. Beasiswa DEPKOMINFO
2. Bagi yang berminat tipe kedua:
2.a Siapkan IELTS min 6.5 atau TOEFL 570
2.b Siapkan rekomendari dari atasan minimal 2
2.c CV+transcript+ijazah S1 IPK > 3.30+publikasi ilmiah.
2.d Persiapkan untuk test oral dalam bahasa inggris, bisa lewat skype atau teleconference.
Bila peluru sudah siap, anda bisa melamar ke beasiswa:
1. Erasmus Mundus
2. Marie Curie
3. Beasiswa dari uni eropa
4. Beasiswa-beasiswa dari universitas luar terkait, dalam hal ini anda harus rajin mencari informasi.
Masalah selanjutnya adalah, jika anda sedang dalam jenjang S1, bagaimana strategi menyiapkan peluru tersebut. Beriku strategi menyiapkan peluru yang sebenarnya datang dari diri anda,
1. Jangan memiliki anggapan bahwa yang mendapatkan beasiswa luar negeri haruslah cerdas dan jenius, penulis memiliki catatan akademik yang buruk semasa SMU dan sekarang berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi di Eropa.
2. Anggap diri anda belum lulus S1 jika anda belum mendapatkan S2 di luar negeri, ingat ketika Bung Karno menyatakan 'Merdeka', Indonesia saat itu masih dikuasai Jepang dan sekutu tetapi dengan tekad yang kuat kemerdekaan bisa diraih.
3. Wajibkan waktu minimal 3 jam sehari untuk mengasah kemampuan bahasa inggris anda. anda bisa belajar dari http://www.bbc.co.uk/worldservice/learningenglish/
http://www.guardian.co.uk
rajinlah membaca, menemukan kosakata baru dan coba untuk melatih kosakata tersebut dengan menuliskannya di blog. Carilah lingkungan berbahasa inggris, contohnya anda bisa menawarkan diri menjadi tenaga jasa orang asing asal bayarannya dia harus berbicara dalam bahasa inggris terus menerus kepada anda.
4. Rajin-rajinlah menulis karya tulis ilmiah. Pemberi beasiswa biasanya memberikan nilai yang lebih bagi siapa yang aktif dalam penulisan karya tulis ilmiah.
5. Tentu saja berdo'a, do'a orang tua dan perbanyak menolong orang lain :).
Mudah-mudahan tips ini bermanfaat. Bila ada pertanyaan, silahkan tuliskan di post comment.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H