Mohon tunggu...
Waladi Azka
Waladi Azka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Makasiswa

Main game

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Moderat ala Abu Yazid

26 Desember 2024   11:10 Diperbarui: 26 Desember 2024   11:10 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam berbagai tulisannya, Abu Yazid mengkritik ketimpangan sosial yang sering kali terjadi akibat sistem ekonomi yang tidak adil. Ia menyerukan penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti zakat, wakaf, dan larangan riba, sebagai solusi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dan lembaga masyarakat dalam memastikan distribusi sumber daya yang adil.  

Lebih lanjut, Abu Yazid mendorong umat Islam untuk aktif dalam kegiatan sosial, seperti membantu kaum miskin, memberikan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu, dan melibatkan diri dalam upaya pemberdayaan komunitas. Menurutnya, keadilan sosial bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap individu Muslim.  

Relevansi Pemikiran Abu Yazid dalam Konteks Global

Pemikiran Abu Yazid tentang Islam moderat sangat relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Dunia modern tengah menghadapi berbagai krisis, seperti meningkatnya intoleransi agama, konflik antarbangsa, dan ketimpangan sosial yang semakin tajam. Islam moderat yang ditawarkan oleh Abu Yazid memberikan pendekatan yang menekankan dialog, kerja sama, dan solusi berbasis nilai-nilai universal Islam.  

Sebagai contoh, gagasan tentang toleransi antaragama dapat menjadi fondasi untuk meredakan ketegangan dan membangun harmoni di tengah masyarakat yang multikultural. Demikian pula, fokus pada pendidikan dan pemikiran kritis dapat membantu umat Islam menghadapi era globalisasi dan revolusi teknologi. Sementara itu, perhatian terhadap keadilan sosial menawarkan solusi nyata untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang sering kali menjadi akar konflik dan ketidakstabilan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun