Mohon tunggu...
wakman
wakman Mohon Tunggu... Mahasiswa - pedagang

yaa beginilah

Selanjutnya

Tutup

Medan

Sejarah Dakwah Nabi Muhammad Saw

21 Desember 2024   11:22 Diperbarui: 21 Desember 2024   11:21 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Islam merupakan agama dakwah yang selalu mendorong pemeluknya untuk aktif melakukan kegiatan dakwah. Oleh karena itu setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa dakwah itu seperti ceramah, padahal dakwah tidak hanya sekedar berceramah. Dakwah secara Bahasa berasal dari kata da - yad - da'watan, yang berarti mengajak, menyeru, atau memanggil. Secara istilah dakwah berarti suatu usaha untuk mengajak orang-orang dengan bijaksana kepada yang baik dan menjauhi yang buruk untuk mendapatkan Ridha Allah Swt.

Dari makna tersebut dapat diartikan bahwa dakwah tidak hanya melakukan ceramah, namun setiap perbuatan, atau ajakan yang diniatkan untuk membuat orang lain mengikuti yang baik dan meninggalkan yang buruk agar lebih dekat dengan Allah Swt sudah termasuk dalam dakwah. Dakwah tidak hanya dilakukan dengan lisan, namun bisa menggunakan media-media yang ada seperti media lama, media baru dan juga media digital di masa sekarang. Ada 3 bentuk cara berdakwah, yaitu:

  • Dakwah bil lisan, yang berarti dakwah ini disampaikan melalui lisan atau perkataan seperti berceramah, pidato, cerita dan lain sebagainya.
  • Dakwah bil hal, yang berarti dakwah ini disampaikan melalui perbuatan-perbuatan yang baik seperti menyingkirkan duri dijalan, atau tersenyum kepada orang lain
  • Dakwah bil Qalam, dakwah ini dilakukan melalui tulisan-tulisan seperti yang dilakukan nabi Muhammad Saw untuk melakukan kerja sama dengan negara lain, bisa juga melalui koran, novel ataupun artikel-artikel di website.

Dakwah rasulullah periode mekah

Rasulullah Saw. memulai dakwahnya dengan sembunyi-sembunyi. Sasarannya dimulai dari orang-orang terdekat. Diawali dari keluarga, lalu sahabat, kemudian orang-orang baik yang dikenalnya. Mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah orang yang jujur dan baik. Oleh karena itu, ajakan beliau mendapat sambutan positif dari mereka. Mereka inilah yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai As-Saabiqun al Awwalun (generasi pertama yang masuk Islam), yakni Khadijah binti Khualid (istri Nabi), Ali Bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abu Bakar Shiddiq.

Setelah semakin banyak yang masuk Islam dan mengikuti nabi Muhammad Saw pun melakukan dakwah secara terang-terangan seperti yang diperintahkan Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. berdakwah secara terus menerus, siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) maupun terang-terangan (jahriyyah). Apa pun yang terjadi, tidak melemahkan dakwahnya. Beliau pantang mundur, terus berkhotbah di mimbar-mimbar, di tempat-tempat pertemuan dan kerumunan orang, pada musim haji, atau di mana saja beliau menjumpai orang. Berbeda dengan pada masa tertutup (sembunyi), pada masa terangterangan penekanan dakwah beliau menyentuh seluruh lapisan masyarakat, baik kaum elite (bangsawan) maupun para budak, miskin maupun kaya, lemah maupun kuat.

Dakwah periode Madinah

Pada 12 Rabi'ul Awwal tahun ke-13 kenabian (bi'tsah), sebagaimana yang biasa mereka lakukan beberapa hari belakangan semenjak mendengar keberangkatan Rasul dari Makkah, banyak kaum Anshar yang berdiri berjejer di pinggiran kota menunggu kedatangan beliau sekaligus ingin segera melihat wajah beliau---karena kebanyakan penduduk Madinah yang sudah masuk Islam merupakan hasil dari gerakan dakwah yang dilakukan orang-orang yang telah ber-bai'at di Aqabah dan belum pernah berjumpa dengan Rasul. Pada tengah hari di saat udara sedang panaspanasnya, ketika mereka hampir putus harapan, seorang Yahudi yang sedang naik ke atap rumahnya untuk suatu keperluan tiba-tiba melihat bayangan Rasul bersama sahabatnya bergerak menuju ke arah Kota Madinah (tanah air Islam yang baru). Ia berteriak dengan suara keras, "Hai Bani Qailah. Itulah dia sahabat kalian telah tiba. Itulah dia datuk kalian yang kalian tunggu-tunggu kedatangannya." 51 Kedatangan beliau disambut dengan suara takbir yang mengumandang di seluruh Kota Madinah. Hari itu Madinah benar-benar dalam suasana gembira.

Pekerjaan pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam upaya mempersatukan dan memperbaiki umat melalui gerakan dakwah Islam di Madinah adalah membangun masjid (kini dikenal dengan sebutan Masjid Nabawi). Semua penduduk (umat Islam) ikut berpartisipasi dalam pembangunan masjid yang langsung dipimpin Nabi. Inilah pekerjaan massal yang mampu menyatukan hati umat.

Dan setelah membangun masjid, nabi Muhammad membangun Lembaga politik. Untuk pertama kali Nabi menghapus perbedaan suku dan mengelompokkan penduduk Madinah di bawah satu nama, yakni Anshar. Untuk mempersatukan kaum Muhajirin dalam ikatan yang lebih erat, Nabi membangun persaudaraan di antara mereka (Ukhuwah Islamiyah). Nabi sangat menyadari kebenaran bahwa dasar daulah Islam (kerajaan Islam) akan sangat lemah jika tidak didasarkan pada persahabatan dan dukungan semua lapisan masyarakat. Toleransi agama sangat diperlukan di tempat di mana beberapa ras yang berbeda (heterogen) hidup bersama. Dalam hal ini, kebijakan dakwah beliau adalah toleransi antarumat beragama (ukhuwah insaniyah ukhuwah diniyah). Nabi mengorganisasikan persemakmuran atas satu dasar yang umum. Untuk tujuan ini, Nabi membuat satu perjanjian yang dikenal umum sebagai Konstitusi Madinah (Piagam Madinah). Pertumpahan darah dan permusuhan yang berlarut-larut dihapus dan semua hak diberikan kepada semua golongan, terutama kelompok Yahudi dan kelompok lain yang tinggal di sekitar Madinah.

Dalam perjalanan berdakwah yang dilakukan oleh nabi Muhammad Saw, banyak rintangan yang dilaluinya baik di Mekah maupun di Madinah. Walaupun selama berdakwah di Mekah tidak sebaik di Madinah, nabi Muhammad tetap berdakwah dengan baik, tidak merendahkan kaum Quraisy. Itu lah yang dapat kita contoh dari nabi Muhammad. walaupun orang-orang menyakiti kita, kita tetap berbuat baik kepada yang menyakiti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun