Mohon tunggu...
Wakijo Salim
Wakijo Salim Mohon Tunggu... -

Sastra, Budaya, dan Kadang Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal MRT, Anies Baswedan Tunjukkan Kelas Negarawan

25 Maret 2019   13:51 Diperbarui: 25 Maret 2019   14:18 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
intagram.com/aniesbaswedan

Anies Baswedan menunjukkan kelasnya sebagai negarawan. Dia memang layak disebut sebagai Gubernur Indonesia.

Salah satu ciri seorang negarawan adalah tidak berpikir tentang dirinya sendiri. Ia tidak silau dengan puja dan puji. Negarawan berpikir apa yang dilakukannya adalah untuk maslahat rakyat yang dipimpin, bukan untuk kepentingan elektoral meningkatkan suara di pemilihan umum.

Sikap dan ucapan Anies menjelang dan saat peresmian MRT patut diacungi jempol. Anies bukannya mengklaim apa jasa dia dalam rangkaian penyelesaian proyek MRT, dia justru mengapresiasi dengan menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Fauzi Bowo, Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hingga Djarot Saiful Hidayat.

Memang mestinya demikian. MRT adalah proyek lintas pemerintahan. Bahkan peran Presiden SBY terbilang sangat besar, terkait pembiayaan dari luar negeri.

Adalah sangat ngawur, norak, dan bahkan memalukan kalau ada yang mengklaim MRT adalah produk satu periode pemerintahan saja.
Anies telah menunjukkan kelasnya sebagai negarawan. Ia pun tak lupa mengapresiasi para pekerja yang bercucuran keringat hingga proyek ini tuntas. 

Baca saja postingan dia di media sosial:

Kepada Yth.
Para Pekerja Pembangunan MRT
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Ibu dan Bapak yg saya hormati, saya menuliskan pesan ini untuk ucapkan terima kasih. Apresiasi pada semua yg pernah bekerja membangun MRT ini.

Saya sudah berkali-kali naik MRT, tapi tadi pagi berbeda. Pagi ini bersejarah karena MRT akan diresmikan. Di perjalanan menuju lokasi acara, wajah para pekerja itulah yg muncul di benak saya.

Mereka yg berpeluh siang malam. Saya tahu persis karena hampir setiap malam lewat sekitar tiang-tiang pancang. Di malam gulita, saat mayoritas warga telah tidur, Anda semua masih berkeringat. Bekerja tanpa henti.

Borobudur dibangun selama lebih dari 100 tahun; bangsa kita memang punya stamina untuk membuat karya monumental lintas masa. Kita kagum karyanya tapi tak pernah kenal nama para pekerjanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun