Yang kedua, Anda perlu menyediakan operational room atau crisis center. Semua informasi harus dikumpulkan di sini. Di tempat ini Anda melakukan pengarahan dan koordinasi atas semua usaha yang harus dilakukan di dalam organisasi.Â
Yang ketiga adalah membuat rencana terpisah. Bentuk tim khusus yang akan memikirkan hal-hal ke depan, yang memikirkan skenario dan upaya-upaya yang perlu Anda ambil, yang menyiapkan langkah-langkah Anda berikutnya. Hal ini penting untuk dilakukan karena kalau tidak semua orang hanya akan mengerjakan pekerjaan atau aktivitas rutin harian dan Anda pasti tidak menginginkan hal ini terjadi di saat krisis ini. Anda harus lebih proaktif.
Ini menjadi tantangan besar bagi pemimpin di masa krisis. Kenapa? Karena hampir semua orang akan sangat sibuk melakukan segala hal yang perlu untuk menghadapi krisis ini.
Namun, sangat penting bahwa Anda membentuk tim khusus, a group of planners (kelompok perencana) yang memikirkan langkah-langkah ke depan, yang memungkinkan Anda untuk menjadi lebih proaktif.Â
Middendorp mencontohkan bagaimana hal ini dilakukan di dunia militer yang  pernah ia pimpin. Ia membentuk integrated planning team yang tugasnya mencari solusi-solusi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Mereka mengembangkan opsi-opsi.
Sebagai pemimpin, ia mengarahkan mereka di awal. Ia sampaikan kepada mereka: dampak apa yang ingin ia capai, mengapa ia menginginkan dampak tersebut, dan kapan rencana-rencana tersebut harus siap. Ia juga memberikan pengarahan lainnya untuk membantu mereka fokus kepada apa yang harus mereka lakukan.
Tim ini kemudian mengembangkan opsi-opsi dan upaya-upaya yang akan dilakukan. Mereka melakukan pengujian opsi-opsi tersebut pada skenario yang paling buruk dan skenario yang paling mungkin. Mereka mengembangkan kriteria untuk setiap opsi. Kemudian mereka mempresentasikan opsi-opsi itu kepadanya.
Selanjutnya ia akan mendiskusikan opsi-opsi itu dengan tim manajemen untuk membuat keputusan opsi mana yang akan dipilih. Sesudah keputusan diambil, tim selanjutnya akan menerjemahkan menjadi operasi-operasi yang lebih detail, termasuk mendeskripsikan siapa mengerjakan apa.
Masing-masing pihak yang berbeda dalam organisasi memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dalam berkontribusi kepada penyelesaian persoalan yang ada.
Yang keempat, Anda harus melakukan komunikasi krisis. Komunikasi krisis berbeda dengan komunikasi normal. Komunikasi krisis melibatkan semua orang dan fokusnya adalah mengurangi stres atau tekanan.
Tujuan dari komunikasi krisis adalah memastikan kepada semua orang bahwa Anda mengendalikan semuanya dan Anda mampu menangani persoalan yang ada. Anda berbagi informasi dan kemudian menjelaskan apa yang akan Anda lakukan dengan informasi tersebut.