Mohon tunggu...
Wakidi Kirjo Karsinadi
Wakidi Kirjo Karsinadi Mohon Tunggu... Editor - Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Lahir di sebuah dusun kecil di pegunungan Menoreh di sebuah keluarga petani kecil. Dibesarkan melalui keberuntungan yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan selayaknya. Kini bergelut di dunia Credit Union dan Komunitas Guru Menulis, keduanya bergerak di level perubahan pola pikir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

11 Perspektif untuk Memenangkan Krisis

1 April 2020   14:10 Diperbarui: 2 April 2020   09:06 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama puluhan tahun John C. Maxwell selalu bertanya kepada peserta learning lunches yang dihadirinya mengenai kegagalan apa yang sudah mereka alami, kerugian, kehilangan, kemalangan, atau krisis apa yang pernah mereka alami. Karena dalam krisis orang menemukan jiwanya dan kebijaksanaan (wisdom) selalu muncul dari krisis. Kebijaksanaan tidak muncul dari pelajaran yang mudah. Kebijaksanaan selalu muncul dari kesulitan, percobaan, masalah.

John C. Maxwell mengakui ia memiliki banyak kelemahan, banyak kekurangan, dan banyak kegagalan. Dalam masa krisis Corona ini, ia juga memiliki ketakutan, ia juga tidak suka dan merasa tidak nyaman dengan kondisi krisis ini, ia juga mengharapkan semua ini segera berakhir. Ia juga memiliki keprihatinan dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Namun, ia mengajak kita tidak fokus pada persoalan dan ketakutan kita karena hal itu hanya akan membuat kita semakin terpuruk, melainkan fokus pada iman. 

10. Dalam masa krisis, selalu lihat gambar besarnya 

Setiap krisis memiliki gambar besarnya. Ketika kita memiliki gambaran kecil mengenai krisis yang kita hadapi, gambaran kita kecil karena kita hanya melihat diri kita sendiri. Setiap kali kita fokus pada masalah kita sendiri, gambarnya menjadi sangat-sangat kecil. Kita tidak bisa melihat orang lain karena yang kita lihat hanya diri kita sendiri. Gambar besar mencakup orang lain. Ketika berhadapan dengan krisis ini, jangan hanya melihat diri kita sendiri, melainkan lihat juga orang lain. Ini pesan penting yang ingin disampaikan John C. Maxwell kepada kita melalui summit ini. Ketika kita melihat orang lain dalam gambaran kita, kita akan keluar dari diri kita sendiri. 

Orang yang belum matang adalah orang yang hanya bisa melihat masalahnya sendiri. Semuanya mengenai dirinya sendiri. Kedewasaan adalah proses memahami bahwa dunia ini terdiri dari orang lain. Saya hanyalah satu dari jutaan atau miliaran orang. Ketika kita hanya fokus pada diri kita, kita akan melewatkan jutaan atau miliaran orang lainnya. Ketika kita melihat gambar besar saat itu juga perspektif kita mulai berubah. Richard Hendrick seorang bruder Fransiskan menulis puisi yang sangat indah berjudul "Lockdown" yang membantu kita memiliki perspektif yang tepat mengenai krisis Corona ini: Berikut sebagian kutipannya

Listen, behind the factory noises of your panic
The birds are singing again
The sky is clearing,
Spring is coming,
And we are always encompassed by Love.

Dengar, di balik suara bising kepanikan, Burung-burung bernyanyi lagi, Langit kembali cerah, Musim semi akan datang, Dan kita selalu diliputi oleh Cinta.

11. Kesulitan membuat orang lebih kuat

Kekuatan kehendak atau tekad (willpower) kita itu seperti otot. Kalau kita melatih otot kita, otot kita semakin kuat. Demikian pula, krisis, kesulitan, kemalangan akan melatih otot kehendak dan tekad kita menjadi lebih kuat. Ernest Lawrence Thayer menulis puisi berjudul "Friendly Obstacles" dan di bait pertamanya kurang lebih berbunyi seperti berikut: 

For every hill I've tried to climb, For every stone that bruised my feet, For all the blood and sweat and grime, For blinding storms and burning heat, My heart sings but a grateful song. These are the things that made me strong!

Untuk setiap bukit yang harus kudaki, untuk setiap batu yang membuat kakiku memar, untuk semua darah dan kerinat dan kotoran, untuk badai yang dahsyat dan panas yang membakar, tetapi hatiku menyanyikan lagu syukur: Inilah hal-hal yang membuatku kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun