Lebih tak nampak nyata dari fatamorgana.
Setiap bait yang pernah aku tulis bahkan mungkin tak pernah bernyawa jika bukan dia yang membacanya.
Siapa yang perduli dengan rasa, tak berbau, tak berwarna, tak berbentuk.Â
Kotak kah, bulat kah, lonjong kah, siapa yang perduli!, karna memang tak terlihat oleh mata, jika, hanya dia yang melihatnya.Â
Ya, dia melihatnya.
Sepuluh ribu rasaku percaya bahwa dia pun merasakannya.Â
Hanya tentang hatiku dan hatinya.
Hanya tentang rasaku dan rasanya.
Hanya tentang fatamorgana antara kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H