Bak gayung bersambut, ada mas-mas berpakainan rapi dan bersepatu licin tiba-tiba menghampiri menawarkan diri menjadi malaikat penolong yang bisa mewujudkan semua keinginan si empunya rumah.
"selamat siang bu, saya dari bank bla, bla, bla, ingin menawarkan program baru bu, dengan cicilan murah dan bunga yang terjangakau ibu bisa mendapatkan pinjaman hanya dengan bla, bla, bla, bla", dan masih banyak lagi rayuan- rayuan maut si emas-emas debt kolektor itu.Â
Singkatnya, ibu-ibu tadi seperti mendapat siraman kesejukan dari surga, setelah apa yang di inginkannya bisa terwujud hanya dalam sekejap mata.Â
Kucuran dana yang tidak seberapa, harus dicicil seminggu sekali plus dengan bunganya pun akhirnya tertulis dalam buku perjalan hutang si ibu.Â
Setiap minggu dilalui dengan pikiran penuh ide-ide dan strategi bagaimana ya caranya agar bisa nyicil padahal uang hanya cukup untuk makan, masih mikir bayar sekolah, uang jajan anak dan lain-lain.Â
Rayuan sang mas-mas debt kolektor pun berujung derita yang setiap hari harus ibu itu jalani dengan terus memutar otak untuk pinjam sana pinjam sini untuk membayar cicilan.Â
Melihat ilustrasi nyata yang terjadi dilingkungan saya tersebut menjadikan sebuah pelajaran berharga bagi saya untuk lebih cerdas dalam berhutang.
Cerdas berhutang menurut saya adalah hutang yang bisa meringankan masalah finansial kita. Artinya hutang tersebut bisa menyelesaikan masalah finansial yang sedang kita hadapi, misalnya untuk menambah modal usaha atau untuk biaya masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yang membutuhkan biaya yang cukup banyak.Â
Saya sebagai pelaku usaha kecil menengah yang masih belum mapan memang masih membutuhkan suntikan dana dari pihak lain untuk bisa mengembangkan usaha yang saya miliki.Â
Salah satu cara saya untuk mendapatkan suntikan dana adalah dengan mengajukan pinjaman pada sebuah bank bumn milik pemerintah.Â