Kedua, bebas dari kondisi tempat kerja dan beban kerja yang tidak manusiawi. Banyak orang bekerja dalam kondisi tempat kerja yang mengancam kesehatan dan keselamatan dirinya. Ditambah pula dengan beban kerja yang melampaui batas kemampuan fisik dan pikiran. Sering kali para pekerja tak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan dirinya. Dalam semangat kerja yang membebaskan, para pekerja mempunyai kesempatan untuk memulihkan kembali fisik dan pikiran manusia.
Ketiga, bebas dari belenggu kepentingan diri. Kerja yang membebaskan memungkinkan para pekerja membangun solidaritas. Kepedulian terhadap sesama pekerja yang berada dalam kesulitan dan terhadap orang-orang yang tidak/belum mendapat pekerjaan hanya mungkin terwujud kalau pekerja mengalami kerja yang membebaskan.
Kerja yang membebaskan juga merupakan cara berada manusia. Makna antropologis dari kerja ini menjadi kewajiban etis bagi pemberi kerja dan pekerja. Dengan demikian, hubungan antara pekerja dan pemberi kerja, bukan semata-mata hubungan yang menghasilkan keuntungan ekonomik, melainkan lebih dari itu adalah hubungan antarmanusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H