Bagaimana mungkin MA tidak melihat ini dengan obyektif, itu menurut saya. Namun apakah semata-mata hukum itu dilihat dari keobyektifan yang kadang semu? Hukum juga membutuhkan hati, karena hati tidak akan berbohong tentang salah/benar/layak/tidak layak, dan sejenisnya.
Saya melihat ini adalah kelemahan orang-orang (para penegak hukum kita) yang mau saja disetir pihak lain (yang bermodal tentunya) seperti RS Omni International, padahal prioritas hukum kita seharusnya melindungi warganya, bukan melindungi kepentingan golongan tertentu. Jika seperti ini kasusnya maka hanya kalangan elit yang akan berjaya dan rakyat biasa akan terinjak-injak dinegeri sendiri (padahal negeri ini milik kita semua).
Saya makin prihatin dengan lemahnya penegak hukum Indonesia.
Semoga kita segera sadar dan bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan hukum negeri ini.
***
Baca juga :
Komodo Island is the NEW 7 Wonders of The World dan Mercedes-Benz Mobil Mewah Terbaik Indonesia serta Amikom.us Tempat Belanja Hosting Murah dan juga iPaymu.com Pembayaran Online Indonesia lalu Mari Berkomunitas Di Faceblog trus Meriahkan pesta ulang tahun bersama GarudaFood dan Tablet Android Honeycomb Terbaik Murah
Tthx yu…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H