Mohon tunggu...
Wahyu Utama
Wahyu Utama Mohon Tunggu... -

SEO Strategist | Passionate in Business & Investment| Let's be friends pals! wahyuutama143@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasar Rakyat, Sebuah Cerminan Jati Diri Bangsa Indonesia

23 Januari 2017   15:19 Diperbarui: 23 Januari 2017   15:29 3097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar Rakyat pada Hari Minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)

Pengalaman yang saya ceritakan diatas menunjukkan sedikit gambaran tentang bagaimana para pembeli dan penjual bertransaksi satu sama lainnya di dalam pasar rakyat.

Dimana pasar rakyat menjadi sebuah cerminan sejati jati diri masyarakat Indonesia yang sekarang sudah semakin terkikis dengan budaya globalisasi yang cenderung individualis dan tidak peduli dengan sekitarnya.

Budaya Silaturahmi, sangat erat tercermin di dalam Pasar Rakyat

Suasana Pasar Rakyat pada Hari Minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)
Suasana Pasar Rakyat pada Hari Minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)
Masyarakat Indonesia merupakan negara yang dikenal baik oleh banyak negara karena keramah –tamahan masyarakatnya. Masyarakat Indonesia dinilai sebagai penduduk yang senang hidup bersilaturahmi, saling membantu, dan bergotong royong.

Budaya silaturahmi inilah yang sangat tercermin di dalam sebuah pasar rakyat. Di dalam pasar rakyat, para pembeli dan pedagang saling menyapa satu sama lain dan sering kali terjadi obrolan-obrolan ringan seputar kehidupan sehari-hari saat bertransaksi jual dan beli.

Obrolan-obrolan ringan seperti diatas menjadikan kegiatan transaksi jual-beli menjadi lebih akrab dan hangat akibat adanya interaksi yang erat antara penjual dan pembeli. Bahkan karena hubungan yang erat terjadi antara penjual dan pembeli, tidak jarang para pembeli menjadi pelanggan setia dari penjual.

Hal seperti diatas sangat susah sekali ditemui di banyak pasar swalayan yang menawarkan sebuah modernisasi. Dimana para pembeli bebas mengambil barang yang ingin mereka beli, tanpa adanya tawar menawar dengan penjual dan baru dibayar kemudian saat mereka berada dikasir.

Pada saat di kasir pun tidak banyak yang dibicarakan antara pembeli dan penjual dalam hal ini pegawai kasir seperti layaknya di pasar rakyat dan cenderung kecil sekali kemungkinan untuk terjadi hubungan silaturahmi yang erat didalamnya.

Tempat Rakyat Berbagi Nafkah

Pasar rakyat tidak dimiliki oleh satu orang pedagang saja, namun dimiliki oleh banyak sekali pedagang-pedagang kecil didalamnya.

Pedagang-pedagang kecil inilah yang menyediakan berbagai macam kebutuhan seperti sayuran, daging, buah-buahan, dan alat-alat rumah tangga kepada para pembeli dalam skala yang kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun