Pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga PAUD hendaknya dilakukan sesuai dengan tahapan usia dan tahapan perkembangan anak. Agar anak bisa bertumbuh kembang dengan baik sejak dini yang akan menjadi dasar kesiapan fisik dan mental dijenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu kurikulum merdeka. Pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga PAUD mengarah pada prinsip “ Belajar sambil Bermain. Oleh karena itu kurikulum merdeka hadir dengan tujuan agar anak memiliki persepsi bahwa belajar itu menyenangkankan tidak memberatkan selain itu kurikulum merdeka belajar merupakan inovasi dalm pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka, mengurangi beban akademik, dan mendorong kreativitas guru. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, membentuk karakter siswa yang mandiri, dan mengurangi kesenjangan dalam pendidikan.
Inovasi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum merdekaa adalah Project Basic learning ( PjBL ). Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek  Basic Learning (PjBL )merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Adapun beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam kurikulum merdeka yaitu antara lain Pembelajaran Berbasis Proyek, pembelajaran berbasis tanya jawab, berbasis lingkungan, pembelajaran melalui permainan, berbasis seni, pembelajaran berbasis kearifan lokal, melalui cerita, STEAM, Blended Learning, berbasis kegiatan sehari – hari.
Oleh karena itu, guru berupaya mengimplementasikan kurikulum merdeka di TK DWP Sumberwaru, yang salah satunya adalah pembelajaran berbasis proyek yang sering dikenal Project Basic Learning ( PjBL ) yang berorientasi pad HOTS dan TPACK. Dalam hal ini, guru mengangkat Literasi pada aspek bahasa. Guru menemukan beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran yang telah dilakukannya yakni kesulitan anak dalam mengenal lambang huruf m dan n. Setelah dilakukan observasi, akar  penyebab masalahnya adalah model pembelajaran diterapkan adalah model klasikal yang berpusat pada guru dan penggunaan Lembar Kerja Anak ( LKA ) pada setiap kegiatan main.
Berdasarkan hal tersebut, guru akan mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan model pembelajaran Project Basic Learning ( PjBL ) melalui kegiatan membuat kreasi huruf m dan n. pada kegiatan main ini, guru merancang kegiatan main dengan menarik dan penggunaan media yang variatif. Agar anak lebih termotivasi serta menciptakan pembelajaran yang berdeferensiasi. Adapun 6 sintasks dalam PJBL menurut Aria Yulianto, dkk ( 2017: 2 ) (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman
Berikut alur sintaks dalam pembelajaran membuat kreasi huruf m dan n, adalah sebagi berikut: bercakap – cakap tema, pertanyaan pemantik  5 W dan 1 H  ( S1 PjBL ) dan kegiatan TPACK yaitu menonton video pembelajaran. ( S1 PjBL ). Guru mendemonstrasikan kegiatan membuat huruf m dan n. ( S2 PjBL ). Kemudain anak diajak mengamati setiap kegiatan dan media yang telah disajikan pada setiap kelompok kegiatan main, guru juga menjelasakan aturan main disetiap kelompok main. ( S3 PjBL ), guru mengkonfirmasi kembali ke setiap anak untuk memastikan anak – anak paham apa yang hendak dilakukan dan menanyakan terkait dengan rancangan kegiatan yang akan mereka lakukan. (S3 PjBL), anak melakukan kegiatan main ( S4 PjBL ), guru mengamati anak berkegiatan dan mencatat penilaian. (S4 PjBL), guru bertanya kepada setiap anak tentang kegiatan bermain yang telah dilakukan. (S5PjBL), setiap anak mempresentasikan pengalamannya saat berkegiatan. (S5 & S6 PjBL), dan Guru menanyakan perasaan anak terkait kegiatan yang dilakukan. (S5 & S6 PjBL).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model PjBL memiliki banyak kelebihan yang antara lain:
- Pembelajaran yang dilakukan dengan berbasis proyek mampu mengembangkan keterampilan berpikir dan kreativitas. Dalam hal ini anak memiliki kebebasan untuk memilih sendiri kegiatan main yang dilakukannya. Sehingga anak lebih kritis dalam berpikir dan mampu mengeksplorasi keterampilan diri
- Pembelajaran yang dilakukan berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi siswa untuk tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa pembelajaran ini menyenangkan serasa bermain bukan belajar.
- Pembelajaran berbasis proyek membuat anak lebih aktif dalam pembelajaran
- Kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang didukung dengan media loose parts akan membuat anak menjadi bebas sehingga anak dapat berimajinasi dan menghasilkan sebuah karya.
Dalam mengimplementasikan model pembelajaran inovatif ini, penting bagi pendidik untu mengeutamakan kebutuhab dan minat anak – anak. Sehinggat tercipata pembelajaran yang berpusat pada anak. Motivasi dan juga kraetivitas dalam penyajian materi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna sehingga anak – anak mednapatkan pengalaman belajar yang menyenagkan dalam kurikulum merdeka
DAFTAR PUSTAKA
Marianty,dkk.2022. Penerapan Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) UntukMeningkatkan Keterampilan Literasi Pada Anak Usia Dini. Jurnal Profesi Kependidikan Vol 3 no 2.hal 227 – 237
https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/download/30166/14107
Yulianto, A., Fatchan, A., & Astina, I. K. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(3), 448–453. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H