Mohon tunggu...
Wahyu Sastra
Wahyu Sastra Mohon Tunggu... -

.... Sebagai MANUSIA, aku merasa begitu SEMPURNA! Kekuranganku hanya satu, yaitu: "Ternyata AKU TIDAK PUNYA KELEBIHAN APA-APA!" He.. he.. he..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Traffic Light

13 Januari 2011   10:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuning

Rem masih ditekan sempurna. Para pengendara mulai berharap-harap cemas. Sedikit lagi, bisik nona muda di balik kemudi Jazz. Pasti suz Neny akan iri setengah mati. Tanpa sadar sang nyonya muda tersenyum. Ayolah, traffic light payah! umpatnya.

Sial, umpat tukang sayur di belakang bus. Mentang-mentang besar seenaknya saja buang asap dimuka orang. Sopir bus tak perduli. Alunan Bob Marley dari stereo car system begitu menghipnotisnya. Ini tanggal muda, batinnya. Tanggal gajian. Sepulang kerja nanti akan dibelikannya si buyung dan istrinya makanan enak; ice cream, donat, pizza dan beberapa botol cola. Bob Marley masih mengalun… no women no cry…

Didalam Limo

Iya, sayang. Pesanlah kamar ter-delux. Soal tarif jangan khawatir… oya? Pasti. Belilah beberapa lagi. Kalau tak cukup, kamu bisa ambil berapa saja. Ah…. Oke. Nanti papi hubungi…

Men-dial nomor lain: Mi, macet nih. Kenapa mami tidak pergi sendiri saja sih? Kan ada supir kalau mami malas bawa mobil.

Suara di seberang: Nggak bisa, Pi. Jeng Susi hari ini bawa barang baru dari Italy. Pasti bagus. Pokoknya Papi harus ikut dan memilihkan satu untuk mami. Sudah, Pi. Cepat!

Didalam bus.

Bahkan perempuan muda itu masih tersenyum padanya. Tunggu, bisakah kamu ikut memasatikan perempuan muda itu tertarik padaku, benaknya. Kalau bukan demi alasan itu, lantas kenapa ia tersenyum padaku. Oh tidak! Ia segera mengalihkan pikirannya pada perempuan yang tersenyum itu. Ia ingin kembali pada debaran di dadanya, menunggu beberapa ruas jalan lagi, dimana ia kan turun dan dua mahluk kemudian akan menyambutnya dengan hangat. Itu istri dan anak pertama mereka.

***

Tik.. tok.. tik.. tok..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun