Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi

Literasi dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Hebat Pembangun Peradaban: Belajar dari Kartini, Tri Mumpuni dan Ibu Guru

21 April 2022   11:09 Diperbarui: 21 April 2022   11:17 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://makassar.tribunnews.com/

Ada tiga yang penting, berbagilah rezeki maka kamu akan tambah kaya, berbagilah ilmu maka kamu akan tambah pintar. Tri Mumpuni.

Inilah spirit abadi yang terus mengalir, yang diperjuangkan Kartini kepada kepada kita semua, bahwa hidup memang harus bermanfaat kepada semuanya, hidup nyatanya terbatas, karena ia adalah materil, tapi manfaat yang kita beri atas kehidupan itulah yang tetap abadi. Ikhlas dan tulus, tanpa pamrih dan pujian, membantu kepada masyarakat luas yang hanya membuat nama kita abadi, tak lekang dalam ingatan, menjadi amal jariah.

Semangat ini-lah yang sepertinya berakar pada setiap perempuan hari-hari ini: semangat untuk mengabdi, memberi ilmu pengetahuan kepada dunia.

Semangat Kartini inilah yang saya rasakan, dari ibu saya sendiri yang mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dan spirit untuk memberi manfaat kepada orang lain apapun keadaannya. Bahwa hidup itu berjuang dan dalam perjuangan, kita musti memberi manfaat kepada orang lain, sekecil apapun itu.

Ibu saya adalah seorang guru, menjabat sebagai Kepala Sekolah di salah satu desa terpencil, enam hari dalam satu minggu, saya mengantar beliau dan menempuh lebih dari 35 kilometer, jalan berkelok, bebatuan, cuaca dingin dan terik-panas dilalui, kadang basah kuyup ketika hujan lebat, terik membakar kulit ketika matahari menyengat.

Hati sempat goyah, dalam hati meronta, betapa jauhnya perjalanan, bahkan pagi ini perasaan ini tak bisa tertahan, dengan suara meninggi bertanya kepadanya: Apakah ibu tidak lelah setiap hari harus menempuh perjalanan sejauh ini? Ibu saya dan sekaligus "Guru Bangsa" ini menjawab, tidak ada kata lelah dalam mendidik, dan lelah ibu seketika hilang ketika melihat anak-anak semangat belajar.

Perempuan adalah pondasi bangsa, representasi dari peradaban yang agung. Terimakasih Kartini, Tri Mumpuni dan Ibu Guru yang telah mengajarkan arti perjuangan, keikhlasan dan pengorbanan sesungguhnya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun