Menguak Hikmah Peristiwa yang mengawali Isro Mi'roj
Oleh : Wahyu Priyanti,S.Pd,M.PdI
Sebelum peristiwa isro miroj Nabi Muhammad SAW. di awali dengan peristiwa meninggalnya Istri tercinta Nabi yang bernama Siti Khadijah. Sosok yang istri solihah, yang menentramkan dan selalu menghadirkan rumah yang mendamaikan serta selalu mensupport dakwah Nabi Muhammad SAW. Di samping itu juga sosok paman tercinta Nabi yaitu Abu Tholib, yang juga menjadi tameng, pembela dan perisai nabi juga telah wafat pada tahun yang sama dengan Khodijah pada Tahun ke 10 Kenabian. Keduanya adalah sosok yang menajdi perisai perjuangan Nabi Muhammad SAW.Â
Setelah meninggalnya istri dan paman beliau, maka tekanan dakwah yang dihadapi semakin besar. Sehingga dalam situasi seperti itu, munculah sebuah peluang, bahwa kurang lebih 100 km dari Mekkah terdapat kota yang terhormat yaitu Thoif dengan Bani Tsaqif ada di dalamnya. Maka Rasul berihtiar, menghadirkan asa agar Bani Tsaqif mau menerima dakwah beliau dan memberikan perlindungan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaumnya. Karena itu sebagai langkah konkrit, Nabi mengajak Zaid Bin Haritsah berangkat ke Thoif dengan BERJALAN KAKI sejauh 100 Km.Â
MaasyaAllah...sebuah perjalanan yang jauh, apalagi dengan berjalan kaki tanpa ada kendaraan apapun. Namun, asa yang dihadirkan Nabi tidak sesuai dengan realita yang dihadapi oleh Nabi dan Zaid. Nabi tidak hanya mendapatkan caci maki, tetapi juga fisik. Beliau di lempari dengan batu oleh Kaum Thoif.Â
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad beristirahat di sebuah kebun kurma. Melihat peristiwa yang dihadapi oleh Rasul, Malaikat Jibril menyampaikan kepada malaikat penjaga bukit, kemudian malaikat penjaga bukit berkata: Wahai Rasul, jika Engkau ingin aku angkat bukit ini dan aku timpakan kepada penduduk Thoif, aku akan lakukan.Â
Tetapi menanggapi tawaran dari malaikat, Rasulullah yang begitu sayang dengan ummatnya malah berkataÂ
Allahumahdii qouumii fainnahum laa ya'lamuun.Â
Yaa Allah berilah petunjuk kepada kaumku. Karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.Â
Â
Sebuah doa yang menggetarkan arsy, yang akhirnya mengundang Rasululullah dalam peristiwa isro dan miroj.Â