Namun, jika tidak punya nurani untuk orang lain, minimal punya hati untuk anak.Â
Rasa bangga yang berlebihan akan jadi boomerang untuk anak sendiri. Ingat, prestasi itu tidak kekal. Boleh jadi hari ini di atas, besok lusa siapa yang tahu.Â
Ketiga, merasa bangga yang berlebihan adalah penyakit hati.Â
Puncaknya, merasa bangga adalah bagian dari penyakit hati. Jika hati sudah digerogoti oleh penyakit, seluruh tubuh akan merasakan dampaknya.Â
Boleh jadi kebaikan yang terus menipis, atau potensi diri yang kian terkikis.Â
Bangga itu boleh, yang keliru adalah merasa bangga.Â
Telan saja rasa bangga itu, layaknya menelan makanan yang sudah masuk ke dalam mulut.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H