Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerja Itu Cari Uang atau Teman?

6 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   09:06 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak sekarang pemikirannya banyak yang aneh. 

Saat nganggur, bercuap-cuap mau cari kerjaan. Katanya, kalau tidak ada kerja, tidak punya pemasukan. 

Berarti dia kerja ingin cari uang. Memang itu tujuan utamanya. 

Saat mulai bekerja, tujuan utama mulai tersingkirkan. Ada hal lain yang ingin didapat lebih dari sekadar rupiah. 

Baca juga: Kenakalan Orang Tua

Misalnya, siklus pertemanan yang have fun, penilaian atasan, hingga penghormatan tertinggi di kantor. 

Seorang pekerja rela melakukan apapun agar mendapatkan pertemanan yang sehat, bahkan merelakan waktu istirahatnya hanya sekadar nongkrong bersama siklus pertemanan yang have fun tadi. 

Jika ditarik pada niat awal bekerja, semua menginginkan uang, bukan?

Bukannya apa, sekian waktu berselang, kesenangan yang dibangun itu akan runtuh pada masanya. 

Dulu senang-senang, sekarang bertemu pun akan jarang. 

Sibuk mencari penilaian orang, lupa bahwa diri banyak yang kurang. 

Kata orang tua dulu, kerja saja yang benar. Kata orang sekarang, kerja sesuai tupoksi. 

Semua benar pada masanya, semua punya hikmahnya. 

Jangan merenggut kesehatan diri hanya karena ingin mendapatkan kesenangan sekejap. 

Kalau sudah tidak sanggup bekerja, berhenti saja, semua orang ingik diuntungkan. 

Kalau kemalasan diri membuat orang lain rugi, berhenti saja, masih ada orang berbakat dan berminat di luar sana. 

Jangan biarkan kemasalan menggerogoti setiap detik yang berarti. 

Tapi, tidak serta merta harus berhenti ketika setitik rasa malas mulai tumbuh. 

Generasi sekarang mengambil langkah dan keputusan terlalu mudah. Menggampangkan sebuah perkara sampai melupakan opsi lainnya. 

Kalau mau berhenti kerja, minimal sudah punya pekerjaan baru, atau ada simpanan yang cukup untuk hidup sampai mendapat pekerjaan baru, ataupun punya modal untuk berniaga. 

Kerja harus cerdas, berhenti pun juga dengan kecerdasan yang matang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun