Kata Almarhum Zainuddin MZ, suara rakyat itu adalah suara Tuhan.Â
Tuhan berkehendak memilih apa yang terjadi di dunia melalui wasilah rasional dan dapat dicerna manusia.Â
Tidak mungkin Tuhan memusnahkan dinosaurus tiba-tiba saja, itu sulit diterima akal. Makanya Dia mengirimkan hujan meteor yang membumihanguskan kehidupan purba.Â
Pemimpin diangkat bukan sekadar dipilih rakyat saja, melainkan ada campur tangan Tuhan di dalamnya.Â
Pun begitu dengan amanah dalam bentuk lainnya. Anak, istri, rumah tangga dan segala kehidupan ini adalah amanah, kelak akan dipertanggung jawabkan pada masanya.Â
Amanah harus dijalankan, ditepati dan sesuai keinginan dustur Ilahi.Â
Amanah itu dari Tuhan, maka melaksanakannya harus merujuk pada hukum yang dibuat oleh Tuhan juga.Â
Mengemban amanah tidak mudah, banyak pertimbangannya. Saking beratnya amanah, banyak juga orang yang sering menolak amanah, padahal disadari atau tidak, setiap manusia sudah disertai amanah Tuhan.Â
Entah bagaimana, banyak yang salah mengartikan.Â
Amanah bukan sekadar rupiah, yang ditransfer tiap bulan ke rekening pribadi.Â
Amanah bukan amplop tebal berwarna putih, isinya lembaran merah.Â
Amanah bukan hati yang berharap balas budi, balas jasa dan balas lainnya.Â
Amanah itu lurus, tulus dan ikhlas. Titim sampai disitu.Â
Tidak ada embel-embel kaya, hidup enak, tidur nyenyak, makan kenyang, atau segala kenikmatan fana lainnya.Â
Amanah itu berat, tidak disukai, beban hidup, tetapi tidak dirasa ketika hati menjalani dengan ikhlas.Â
Tugas manusia adalah belajar ikhlas setiap hari, menjalankan amanah sesuai prosedur, hanya itu. Hidup tenang, mati baik, bekal didapat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H