Namun, jika dikaitkan dengan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, tentu saja ini mengerikan.Â
Apabila benar satu keluarga yang tewas itu menganut paham Apokaliptik, maka cara bunuh dirinya sangat menyakitkan karena menahan lapar sekian lama untuk pergi dari dunia.
Tetapi apapun itu, pihak yang berwajib masih menyelidiki secara saksama. Mungkin saja ada hal-hal yang belum terungkap secara gamblang perihal peristiwa tersebut.
Refleksi Diri
Sebagai bahan renungan, tentu saja peristiwa di atas memberikan banyak pelajaran kehidupan bagi kita.
Pertama, hidup ini adalah kegiatan sosial. Siapapun yang menjadi manusia, maka dia harus bersosialisasi dengan sesama. Melepaskan komunikasi, apalagi terhadap orang terdekat adalah jalan untuk bunuh diri.
Kedua, hidup ini adalah nikmat Tuhan yang paling indah. Dilahirkan sebagai manusia normal menjadi sebuah nikmat yang patut disyukuri dengan cara mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Ketiga, percaya atau tidak, hidup adalah takdir yang telah digariskan dengan sempurna. Tetapi di dalam takdir itu ada banyak jalan yang dapat dipilih manusia. Hidup bermartabat atau mati dengan mulia adalah sebuah pilihan. Siapa saja dapat memilih.
Oleh karena itu, setiap manusia harus bijak memilih jalan hidupnya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H